Semarang (ANTARA News) - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebutkan proyek normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) yang ditangani pusat ditargetkan sudah dilelang pada Agustus 2017.

"Targetnya, bulan Agustus mendatang sudah bisa dilakukan lelang sehingga bisa langsung dikerjakan proses fisiknya," kata Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi di Semarang, Selasa.

Menurut dia, Pemerintah Kota Semarang terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan satuan kerja untuk kelancaran proyek normalisasi Sungai BKT Semarang.

Jika normalisasi Sungai BKT bisa dituntaskan dalam 2-3 tahun anggaran maka persoalan banjir di kawasan Kaligawe, Sawah Besar, dan wilayah sekitarnya akan bisa terselesaikan.

Untuk pembebasan lahan yang menjadi tanggung jawab Pemkot Semarang, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang tinggal di bantaran sungai tersebut.

"Pada dasarnya, masyarakat yang ada di bantaran Sungai BKT meminta agar ditempatkan di lokasi yang layak. Kami juga sudah melakukan inventarisasi, termasuk tempat relokasi," katanya.

Begitu lelang selesai, kata dia, masyarakat yang ada di bantaran Sungai BKY bisa segera dipindahkan ke Pasar Klitikan Penggaron, serta rumah susun sederhana sewa (rusunawa) juga sudah disiapkan.

Berdasarkan inventarisasi yang dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana, ada sebanyak 4.097 petak bangunan yang berdiri di sepanjang bantaran Sungai BKT.

Normalisasi Sungai BKT akan dilakukan dua tahap dalam lima tahun dengan anggaran dari pusat sebesar Rp1,8 triliun.

Tahap pertama, dimulai dari Jembatan Majapahit hingga muara yang direncanakan berjalan tiga tahun, sedangkan tahun kedua dari Jembatan Majapahit naik sampai ke Sungai Pucanggading.

"Normalisasi Sungai BKT mendesak dilakukan karena sungai itu sudah mengalami pendangkalan yang cukup parah. Selain itu, sampah dan bangunan-bangunan liar turut memperparah pendangkalan," katanya.

Selain normalisasi Sungai BKT, Hendi mengatakan Sungai Tenggang juga dibenahi dengan anggaran Rp350 miliar, serta pembuatan tanggul laut untuk Sungai Tenggang, Sungai Sringin, dan Sungai Babon.

"Pembuatan tanggul laut dibantu dari pusat senilai Rp350 miliar yang diselesaikan dalam dua tahun anggaran. Yang jelas, kami terus berupaya mengatasi banjir dan rob di Semarang," pungkasnya.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017