Madiun (ANTARA News) - Kekekeringan yang melanda di sejumlah areal persawahan di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, hingga dua pekan trakhir ini sudah melanda di tiga desa, yakni Desa Mojorayung dan Tempusari, Kecamatan Wungu, serta Desa Metesih, Kecamatan Jiwan. Sumaryono, salah seorang petani warga Desa Metesih, Minggu, mengatakan akibat dari kekeringan itu, puluhan hektare areal persawahan saat ini terpaksa dibiarkan kosong. "Petani di sini tidak berani menanam sebelum mendapat jatah pengairan dari pemerintah," katanya saat ditemui di lahan persawahan miliknya. Menurut dia, kekeringan di desanya itu dikarenakan areal persawahan merupakan sawah tadah hujan, untuk itu belum ditanami hingga akhir musim tanam ke dua tiba tahun ini. Seluas 70 hektare lahan sawah yang ada di desa Matesih, kata dia, sebagian besar tidak memperoleh jatah irigasi, sehinga warga menanam padi hanya mengandalkan air hujan. "Memasuki musim kemarau kali ini, sudah dua pekan ini lahan persawahan di desa kami mengalami klekeringan," ujarnya. Oleh karena itu, lanjut Sumaryono, para petani sedang mengusahakan pengairan dari sumur pompa dangkal. Sementara itu, kondisi di Kecamatan Wungu, kekeringan lahan sawah terjadi, karena debit air yang ada di Dam Cao mulai surut, sehingga tidak bisa mencukupi untuk mengairi areal persawahan di desa tersebut. Dam Cao yang ada di Kecamatan Wungu merupakan dam satu-satunya yang menjadi sumber pengairan bagi sekitar 100 hektare sawah tadah hujan di daerah tersebut. Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pengairan dan Pekerjaan Umum Kabupaten Madiun, Budijono, mengatakan lahan sawah itu masih belum mendapat saluran air irigasi dan pad umumnya lahan sawah baru yang belum punya akses langsung dari saluran irigasi utama. "Saat ini masih banyak areal sawah tadah hujan yang tidak mendapat air irigasi teknis dari fasilitas yang sudah dibangun pemerintah (waduk dan dam)," ujarnya. Menurut dia, banyak petani mengatasi masalah kekeringan itu dengan menggunakan sumur dangkal atau sumur pantek atau bisa dengan cara antre air dari dam terdekat. Dari data di Dinas Pertanian Kabupaten Madiun, sebanyak 968 hektare dari 31.559,68 hektare berpotensi mengalami kekeringan lebih cepat, karena tidak adanya akses terhadap saluran irigasi dari pemerintah. Lahan sawah yang berpotensi mengalami kekeringan lebih cepat berada di tujuh kecamatan meliputi Kecamatan Dolopo, Gemarang, Dagangan, Wungu, Madiun, Balerejo, Pilangkenceng, Mejayan, dan Saradan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007