Orang-orang yang merusak makam Jenderal de Gaulle itu memalukan."
Paris (ANTARA News) - Makam Jenderal Charles de Gaulle, pemimpin perlawanan Prancis terhadap pendudukan Nazi selama Perang Dunia II dan pendiri sistem perintahan Republik Kelima Prancis, pada Sabtu (27/5) dirusak pihak yang hingga kini masih dalam penyelidikan polisi.

Otoritas Kota Colombey, di Prancis bagian timur, yang membawahi keamanan di lokasi makam tersebut berada, melalui akun Twitter resminya pada Minggu (28/5) mengumumkan bahwa aksi perusakan itu terjadi pada Sabtu malam dan penyelidikan sedang berlangsung, serta belum ada penangkapan yang dilakukan.

Media Prancis mengatakan bahwa para perusak tersebut telah menginjak makam dan merusak salib makam de Gaulle, demikian laporan Reuters.

Radio Prancis, France Info, mengutip penyataan Wali Kota Colombey Pascal Babouot bahwa dirinya tidak berpikir ada motif politik di balik tindakan itu, sekalipun tindakan itu memicu kecaman dari para politisi Prancis.

"Orang-orang yang merusak makam Jenderal de Gaulle itu memalukan. Ini mengganggu rasa patriotik saya," cuit Menteri Keuangan Prancis Gerald Darmanin di akun Twitter.

De Gaulle adalah sosok Prancis abad ke-20 yang sangat terkenal dalam sejarah karena memimpin perlawanan terhadap pendudukan Nazi dalam Perang Dunia II dan mengakhiri perang kolonialnya di Aljazair pada 1962.

Ia menjabat sebagai presiden Prancis selama satu dasawarsa sampai 1969, dan meninggal dunia pada 1970.

Jenderal de Gaulle mendirikan Republik Kelima Prancis, yang memberi presiden kekuatan besar dan menetapkan kebijakan luar negeri yang berbeda dengan menolak konsep dominasi Uni Soviet (1922--1991) dan Amerika Serikat (AS), sehingga memberi Prancis suara independen di panggung dunia.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017