... solusi ngaben massal ini, umat bisa menunaikan kewajiban tanpa harus tertekan masalah biaya...
Semarapura, Bali (ANTARA News) - Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta, mengapresiasi pelaksanaan ritual ngaben (kremasi jenazah) massal yang dilaksanakan masyarakat Banjar (dusun) Tulang Nyuh, Desa Tegak, Kabupaten Klungkung.

"Dengan solusi ngaben massal ini, umat bisa menunaikan kewajiban tanpa harus tertekan masalah biaya," ujar dia, di sela-sela menghadiri rangkaian ritual agama Hindu Dharma itu, di Semarapura, Klungkung, Minggu.

Sebelumnya, kata Sudikerta, masyarakat sering beranggapan bahwa untuk bisa me-ngaben-kan jenazah keluarga harus mempunyai dana ngebihin atau melebihi.

"Dengan pemahaman seperti itu tentu ngaben menjadi label bagi masyarakat yang kaya secara harta sehingga yang kurang mampu akan merasa tidak akan bisa melaksanakan kewajibannya kepada leluhur," kata Sudikerta

Dengan ngaben massal, tambah dia, warga yang kaya maupun kurang mampu berada di posisi yang sama, yakni bisa sama-sama melaksanakan kewajiban kepada leluhur, dan bahkan menjadi kesempatan bagi yang mampu untuk membantu yang kurang mampu.

"Jika ngaben dipaksakan sendiri-sendiri maka mungkin saja ada yang mesti menjual warisan maupun harta benda lainnya, tetapi jika dilakukan secara gotong royong tentu akan jauh lebih ringan," kata dia.

Menurut Sudikerta, ngaben merupakan salah satu "utang" yang dipercaya dalam ajaran agama Hindu Dharma yang wajib dilaksanakan setiap umat guna mengantarkan arwah leluhur agar berjalan dengan baik pada dunia setelah kehidupan dan mendapat tempat yang lebih baik.

Sudikerta mengharapkan agar masyarakat dalam melaksanakan upacara tersebut didasari rasa tulus ikhlas, dan walaupun dilaksanakan secara massal harus tetap menggunakan sarana yang lengkap dan berdasarkan sastra-sastra agama sehingga tidak mengurangi nilai dan maknanya.

Kelian Banjar (kepala dusun) Tulang Nyuh, Wayan Sudarna, mengucapkan terima kasih atas kehadiran Wagub Sudikerta selaku "upasaksi" pelaksanaan upacara tersebut.

Menurut Sudarna, upacara ngaben massal itu merupakan kali keempat yang digelar di dusunnya. Biaya tidak hanya berasal dari iuran keluarga yang meninggal dan mengikuti prosesi tersebut, namun juga berasal dari punia dan kas banjar. 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017