Kediri (ANTARA News) - Organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) di Kecamatan Kota, Kediri, Jawa Timur, mengajak masyarakat untuk meringankan beban warga miskin dan anak yatim dengan bersedekah.

"Kami ingin mengajak untuk peduli, meringankan saudara-saudara kita yang kekurangan terutama anak yatim yang membutuhkan dengan sedekah," kata Pengurus NU di Kelurahan Ngronggo, Kota Kediri, Makelan di Kediri, Minggu.

Makelan dalam acara pemberian santunan pada anak yatim itu mengatakan pemberian santunan tersebut juga sebagai upaya memberikan edukasi ke masyarakat tentang pentingnya memperhatikan orang yang kesusahan di sekitarnya. Dengan peduli pada sesama, juga ikut serta memberikan pelajaran bagi anak-anak kecil lainnya, untuk ikut serta peduli pada orang lain.

Kegiatan ini juga sebagai upaya pembentukan karakter anak-anak. Di sekolah, mereka mendapatkan pelajaran pendidikan, tapi di masyarakat mereka juga bisa belajar langsung dengan peduli pada sesama, terutama warga miskin dan anak yatim piatu.

"Kami berharap, bantuan yang kami berikan bisa bermanfaat untuk sekolah ataupun untuk keperluan lainnya," katanya.

Sementara itu, Lurah Ngronggo Khoirur Rozaq mengatakan NU termasuk muslimat merupakan bagian dari masyarakat. Ia juga sangat mendukung kegiatan tersebut, sebab mempunyai nilai sosial yang tinggi.

Ia juga mengatakan, Pemerintah Kota Kediri membuat kebijakan program pemberdayaan masyarakat (Prodamas) sebesar Rp50 juta per RT per tahun. Dengan anggaran itu, selain untuk pembangunan fisik juga bisa dimanfaatkan untuk sosial termasuk membantu orang yang tidak mampu dan anak yatim piatu.

Di daerahnya, anggaran tersebut juga sangat membantu. Dari berbagai laporan yang diterimanya, anggaran itu dimanfaatkan untuk membeli beragam keperluan di setiap RT, misalnya membeli karpet, sound sistem, hingga memberi bantuan untuk warga kurang mampu.

"Muslimat adalah bagian dari warga. Pemerintah juga punya prodamas, yang juga bagian untuk meringankan masyarakat kurang mampu sekitarnya, untuk kegiatan warga mulai dari pembelian karpet sound sistem, dan lainnya," katanya.

Ia juga meminta warga untuk mengajak anak-anak mereka ke masjid ataupun mushala di sekitarnya, terutama petang ataupun malam setelah shalat magrib. Dengan itu, tempat ibadah menjadi lebih "hidup". Anak-anak juga bisa belajar mengaji, dan tidak hanya bermain-main apalagi bermain gawai.

"Saya berharap orang tua mengajak anak-anaknya ke masjid ataupun mushala untuk belajar mengaji. Orang tua juga saya harapkan mematikan telepon selulernya jam 19.00-21.00 WIB, supaya mengobrol dengan anak-anaknya sehingga orang tua akan lebih dekat," katanya.

Pewarta: Destyan HS/Asmaul Chusna
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017