Sentul, Bogor (ANTARA News) - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyatakan akan lebih tingkatkan keterlibatan akademisi Universitas Pertahanan (Unhan) dalam perencanaan pertahanan negara sesuai dengan ancaman pada era globalisasi saat ini.

"Lulusan sini (Unhan) kami ikut sertakan dalam perencanaan pertahanan negara, pemahamannya dalam bela negara, semua itu di Kemhan," kata Menhan pada saat menghadiri wisuda 90 lulusan Pascasarjana Universitas Pertahanan Gelombang II tahun 2017 di Sentul Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Ryamizard juga menilai peranan akademisi pertahanan perlu meluaskan jangkauannya untuk mendorong pola pikir tentang bela negara dari yang tidak tahu menjadi lebih tahu di tengah masyarakat.

Semua lulusan Unhan yang sudah berkiprah di tengah masyarakat diharapkan pula memiliki kemantapan dalam mempraktikkan ilmunya sehingga bisa mendiplomasikan kekuatan pertahanan negara kepada pihak luar.

Saat ini, kata Menhan, akademisi Unhan telah banyak menempati posisi staf yang penting pada lembaga negara, seperti Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri), TNI, dan Kementerian Pertahanan (Kemhan) sendiri.

Ia mengharapkan tantangan dan ancaman ke depan terhadap perpecahan negara pada era globalisasi ini bisa disikapi dengan memperkuat nilai kebangsaan yang tertera dalam Pancasila dan dirumuskan bersama akademisi pertahanan tersebut di berbagai lembaga.

Sebab, menurutnya, kini ancaman terletak bukan pada kecanggihan alutsista perang, melainkan perang pemikiran masing-masing bangsa.

"Globalisasi itu perang antarbangsa, siapa bangsa yang kuat pemikirannya itu yang menang dan yang menang itu yang jadi pemimpin," ujarnya.

Unhan memberikan penghargaan Canti Dharma bagi lulusan terbaik Prodi Strategi Perang Semesta kepada David Hatigoran Hutagaol dan Canti Dharma Sastra bagi penulis tesis terbaik di prodi yang sama kepada Rizal Muhamad Tjunaidi. 

Pewarta: Linna Susanti & Mayolus Fajar D
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017