Jakarta (ANTARA News) - Para mantan narapidana teroris (napiter) dan korban teroris ditawari pelatihan wirausaha produktif dan pelatihan vokasi di Balai Latihan Kerja (BLK)  oleh Kementerian Ketenagakerjaan.

Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri dalam acara silaturrahim Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Satukan NKRI) yang mempertemukan 124 mantan narapidana teroris dengan penyintas di Jakarta, Rabu, mengatakan secara prinsip ada dua program yang bisa dikontribusikan kepada para napiter dan penyintas yaitu pertama membantu dengan seperangkat ketrampilan agar bisa berwirausaha produktif.

"Kita bisa siapkan seperangkat bantuan untuk mengembangkan wirausaha produktif mulai dari pelatihan, permodalannya hingga pembinaannya. Misalnya mereka bisa ikut pelatihan berbasis Teknologi Informasi (TI), teknik, fesyen sehingga bisa langsung mandiri," kata Hanif.

Sedangkan kedua adalah program pelatihan kerja atau pelatihan vokasi yang dilaksanakan di 301 BLK di seluruh Indonesia yang menyediakan banyak pelatihan vokasi dengan berbagai jurusan keahlian.

"Siapapun bisa ikut pelatihan, termasuk napi teroris dan penyintas teroris yang menderita kecacatan. Inklusivitas pelatihan kerja sudah diterapkan di lingkungan Kemnaker," ujar Menaker.

Hanif mengatakan Kemnaker bekerja sama dengan Kementerian BUMN terkait penyandang disabilitas yaitu jika ada korban mengalami kecacatan, maka kesempatan kerja tetap terbuka terutama di lingkungan perusahaan BUMN.

Sementara di perusahaan swasta sudah ada aturan yaitu setidaknya menyerap minimal satu persen penyandang disabilitas dari total jumlah pegawainya.

"Kami sediakan informasinya atau sebaliknya penyandang disabilitas dengan keahlian tertentu membutuhkan pekerjaan/perusahaan, kami punya platform yang bisa membantu memfasilitasi," katanya.

Menaker juga memiliki jejaring bisnis yang dapat dimasuki oleh penyandang disabilitas dengan bekerja sama dengan Organisasi Buruh Dunia (ILO) dan sejumlah perusahaan yang memberikan akses pasar kerja kapada para penyandang disabilitas.

Beberapa industri yang diminati kalangan difabel selama ini adalah perhotelan, industri dan garmen maupun perbankan.

Hanif menyebut sudah banyak perusahaan yang melakukan rekruitmen dan penyerapan bagi para penyandang disabilitas.

"Kemnaker juga punya menu khusus untuk mempermudah informasi lowongan kerja bagi penyandang disabilitas dan tidak. Semua bisa diakses melalui website kami www.kemnaker.go.id," katanya.

Pewarta: Arie Novarina
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018