Jakarta (ANTARA News) - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menjelaskan kenaikan suara luar biasa hasil qiuck count (hitung cepat) pada 27 Juni 2018 atas pasangan Cagub Mayjen (purn) Sudrajat - Ahmad Syaiku (pasangan Asyik ) di Pilkada Jabar serta pasangan pasangan cagub Sudirman Said-Ida Fauziyah di Pilkada Jateng.

Pendiri LSI Denny JA dalam keterangan persnya di Jakarta, Minggu, menyatakan, lonjakan suara yang tergadi pada hitung cepat di dua provinisi Itu terjadi karena kombinasi beberapa variabel ini.

Pertama, seminggu terakhir sebelum hari pencoblosan, terjadi mobilisasi dukungan yang efektif untuk Asyik di Jabar dan Sudirman-Ida di Jateng. Gerakan seminggu terakhir ini tidak lagi terpantau oleh survei LSI Denny JA. "Survei terakhir Denny JA di Jabar dan di Jateng, mengambil data sebelum seminggu terakhir. Tentu survei tidak bisa membaca apa yang belum terjadi," katanya.

Kedua, mobilisasi Asyik di Jabar dan Sudirman-Ida di Jateng berhasil mengambil mayoritas telak pemilih yang masih mengambang. "Silahkan kita ketik di mesin pencari google. Untuk kasus Jabar, survei terskhir LSI Denny JA mencatat suara yang masih mengambang sebesar 39 persen. Ini gabungan suara yang belum menentukan dan suara yang masih ragu (lihat berita sejumlah media yang menyebut Survei LSI Denny JA: Pemenang Pilgub Jabar Sangat Ditentukan oleh 39 persen Soft Suporter)," kata Denny.

Dalam survei itu, dukungan untuk Asyik masih sekitar 8,2 persen. Berdasarkan data Quick Count, dukungan Asyik enam hari kemudian setelah publikasi survei itu menjadi 28,4 persen. Ada kenaikan suara Asyik sebesar 20 persen. LSI Denny JA menyimpulkan, dalam mobilisasi seminggu terakhir, Asyik berhasil mengambil 20 persen dukungan dari 39 persen suara mengambang. Asyik sendirian jitu mempengaruhi lebih dari 50 persen suara memgambang (20 persen dari 39 persen), ujarnya.

Bagaimana dengan Sudirman-Ida di Jateng? LSI Denny JA meminta media mengetik mesin pencari Google. (Lihat berita pada 21 Juni berjudul: Survei LSI Denny JA: Ganjar-Yasin 54 persen, Sudirman-Ida 13 persen).

"Cukup kita melihat judul itu saja, 54 persen ditambah 13 persen, total hanya 67 persen. Karena hanya ada dua calon, suara yang mengambang sebanyak 100 persen dikurangi 67 persen sama dengan 33 persen," kata Denny.

Hasil Quick Count Denny JA, Sudirman Said enam hari setelah publikasi mendapat dukungan 40,36 persen atau berarti ada lonjakan suara sebesar 28-29 persen.

LSI Denny JA menyimpulkan, mobilisasi seminggu terakhir dari Sudirman-Ida berhasil membujuk 28-29 persen dari 33 suara pemilih yang masih mengambang. Gerakan seminggu terakhir dinilai sangat efektif.

Ketiga, penjelasan ini tentu diberikan dengan asumsi bahwa golput yang terjadi dalam pilkada Jabar terbagi secara proporsional. Quick Count LSI Denny JA mencatat golput di Jabar sebesar 30,86 persen. Golput di Jateng sebesar 35,47 persen.

Denny menjelaskan, karena diasumsikan golput terjadi secara proporsional atas masing-masing calon, yang dianalisis hanya kerja mesin politik seminggu terakhir mengambil suara mengambang, sehingga semua bisa dijelaskan melalui mesin pencari di google.

Mengapa hanya Jabar dan Jateng yang heboh diantara 171 pilkada serentak tahun ini? Jawabnya, karena di wilayah itu pilkada terasa pilpres. Dua kandidat, Asyik di Jabar dan Sudirman-Ida di Jateng sangat tegas posisinya.

"Pilkada memang sudah selesai. Namun aura pilpres 2019 semakin terasa. Melihat begitu panasnya perlawan di Jabar dan Jateng atas hasil Quick Count, juga mungkin atas hasil Real Count KPUD nanti, bersiaplah untuk pertarungan pilpres 2019 yang akan sengit," demikian Denny JA.

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018