Fukushima, Jepang (ANTARA News) - Aktor Jepang Mansai Nomura dipercaya untuk memimpin upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade Tokyo 2020 dan Paralimpik, demikian diumumkan, Senin.

Menyusul hasil rapat eksekutif Tokyo 2020 di Perfektur Fukushima, Nomura ditunjuk sebagai direktur kreatif untuk empat jenis acara sekaligus.

Nomura dikenal di Jepang berkat penampilannya sebagai aktor "kyogen", yaitu teater komedi tradisional Jepang.

Pria berusia 52 tahun itu pernah menyabet gelar aktor terbaik dalam ajang bergengsi Blue Ribbon Awards pada 2001.

"Ia adalah sosok yang akan membawa citra dan pesan semangat Tokyo 2020," kata Fujio Mitarai, Presiden Kehormatan Tokyo 2020.

"Ia memiliki peran untuk menerapkan kami dan pandangan kami dalam Olimpiade Tokyo 2020 pada empat upacara," katanya.

"Nomura adalah tokoh yang terkenal, baik nasional maupun internasional, dan ia mempunyai pengetahuan yang luas, baik tentang seni tradisional Jepang mapun seni teater modern," kata Mitarai menambahkan.

Pertemuan eksekutif panitia digelar di komplek J-Village yang kembali dibuka di Perfektur Fukushima.

Fasilitas komplek yang sebelumnya pernah menjadi markas tim Argentina pada Piala Dunia 2002, digunakan sebagai pangkalan tim penyelamat saat terjadi gempa bumi 2011.

Gempa bumi tersebut menewaskan sekitar 18.000 orang dan merusak pembangkit tenaga nuklir Fukushima.

Dibukanya kembali J-Village minggu lalu merupakan simbol rekonstruksi yang diharapkan bisa meningkatkan kembali kehidupan di daerah tersebut.

"Kami menginginkan sumber harapan untuk negara dan mimpi kami terkabul, kami melihat secara perlahan kembangkitan kembali daerah yang pernah diguncang gempa," kata Yoshiro Mori, Presiden Tokyo 2020.

"Kami berhasil memperlihatkan kepada dunia bahwa kami mampu mencapai sejauh ini dan kami sudah menuju mencapai kemajuan cukup jauh dalam rekonstruksi sejak bencana terjadi," kata Mori.

Perjalanan obor Olimpiade (torch relay) akan diawali di Perfektur Miyagi, yang juga rusak digoncang gempa, sebelum kemudian dilanjutkan melewati Fukushima dan Iwate dalam sebuah tur api obor simbolik.

Selama pertemuan tersebut, Mori yang merupakan mantan Perdana Menteri Jepang, juga mengajukan penghematan waktu pagi dan siang secara efektif sebelum Olimpiade digelar.

Jepang saat ini tidak mengubah zona waktu selama musim panas ketika matahari terbit lebih cepat sehingga matahari membuat cuaca sangat panas dan lembab.

Menurut Mori, memajukan waktu sebelum Olimpiade berlangsung bisa menurunkan suhu saat berlangsung pertandingan pada pagi hari, seperti maraton. Mori mengaku telah berbicara dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengenai masalah tersebut.

"Jepang kebetulan satu-satunya diantara negara maju yang tidak menerapkan kebijakan memajukan waktu sehingga kita perlu semacam kesempatan atau peluang untuk memulainya," kata Mori.

"Sebelum kita kehabisan waktu, pemerintah perlu mempertimbangkan masalah ini secara serius masalah mengubah zona waktu (selama musim panas)," katanya menambahkan.

Baca juga: Olimpiade Tokyo 2020 hadapi masalah tertundanya pembangunan arena

Baca juga: Panitia Olimpiade Tokyo cari cara atasi panas

Baca juga: Perkenalkan Miraitowa dan Someity, maskot Olimpiade-Paralimpiade Tokyo 2020

Pewarta: -
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018