Salatiga (ANTARA News) - Ratusan santri dan mahasiswa di Kota Salatiga, Jawa Tengah, mendeklarasikan gerakan anti hoaks dan anti politisasi suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) sebagai bentuk rasa nasionalisme.

Bertempat di Pondok Pesantren Wakaf Literasi Islam, Kota Salatiga, Kamis, deklarasi tersebut dibungkus dalam kegiatan Literasi Media dan Tausiyah.

Pengasuh Pondok Pesantren Wakaf Literasi Islam KH Anis Maftukihin mengapresiasi deklarasi para santri dan mahasiswa tersebut.

Menurut dia, santri dan mahasiswa harus menjadi garda terdepan dalam memerangi kabar bohong dan ujaran-ujaran yang bermuatan SARA.

"Santri dan mahasiswa harus menyajikan informasi yang sehat dan mendidik, serta mengedepankan sikap saling menghargai," katanya.

Ia menambahkan santri dan mahasiswa harus pula mendukung program-program pemerintah melalui informasi yang sehat dan berimbang.

Sementara itu, Ketua Panitia Deklarasi Santri dan Mahasiswa Anti-Hoaks, Hafyz Marshal menegaskan para santri dan mahasiswa siap ikut serta dalam menjaga keutuhan NKRI berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila.

Ia menambahkan para generasi muda ini harus mampu memilih dan memilah informasi yang mereka terima untuk mencegah menyebarluasnya hoaks.

Baca juga: Media Berperan Cegah Hoaks

Baca juga: Survei LSI: Masyarakat khawatir maraknya isu "hoax"

Baca juga: Literasi Anti-Hoax - Kenali Media Sosial Sebelum Menggunakannya

Baca juga: Mafindo : Cek fakta kunci pertama deteksi hoaks

Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2018