Kemarin 'kan pra-studi kelaikan, sekarang studi kelaikan, sedang dalam proses mungkin dalam setahun atau lebih
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan masih menunggu pihak Jepang, dalam hal ini Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) dalam merampungkan studi kelaikan Proyek Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya.

"Kemarin 'kan pra-studi kelaikan, sekarang studi kelaikan, sedang dalam proses mungkin dalam setahun atau lebih," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri usai konferensi pers akhir tahun 2018 di Jakarta, Kamis.

Zulfikri mengungkapkan bahwa studi kelaikan cederung lama karena mencari formula agar besaran investasi proyek tidak lebih dari Rp60 triliun.

"Kereta Jakarta-Surabaya lama karena menteri minta investasinya tidak lebih dari Rp60 triliun, sekarang mereka sedang hitung," ujarnya.

Dia mengatakan pihaknya juga telah menyampaikan terkait syarat tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang harus dipenuhi.

Selain itu, lanjut dia, alasan studi kelaikan memakan waktu lama adalah waktu tempuh yang dipatok harus 5,5 jam dan tidak boleh lebih.

Proyek Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya mengalami sejumlah perubahan dalam perencanaannya, yakni terkait lintasan yang awalnya akan dibangun secara layang atau "elevated", namun hal itu semakin membuat besaran investasi membengkak.

Selain itu, proyek kerja sama dengan Jepang tersebut terkendala dengan banyaknya perlintasan sebidang hingga mencapai 1.000 perlintasan, sementara kecepatan akan ditingkatkan rata-rata menjadi 145 kilometer per jam. 

Baca juga: Studi kelaikan KA semicepat Jakarta-Surabaya rampung November

Baca juga: Wapres nyatakan model perlintasan KA Jakarta-Surabaya masih dipertimbangkan


 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018