Karimun (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau mengimbau pelaku maupun pengguna transportasi laut agar mewaspadai potensi angin kencang.

 "Untuk transportasi laut dan aktivitas kelautan diimbau mewaspadai potensi angin kencang di seluruh wilayah Kepulauan Riau," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Tanjung Balai Karimun Raden Eko Sarjono di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, Kamis.

Dia mengatakan potensi angin kencang harus diwaspadai, terutama di perairan Natuna dan Anambas yang dapat memicu gelombang tinggi.

Menurut dia, potensi angin kencang dipicu adanya daerah belokan angin atau shearline di sekitar wilayah Kepulauan Riau sehingga menyebabkan terkumpulnya massa udara yang mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif.

 Secara umum, kata dia, kondisi cuaca di Kabupaten Karimun sepanjang Kamis ini diprakirakan cerah hingga berawan, namun berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang bisa disertai petir dan angin kencang pada sore hingga Jumat dinihari.

 "Kondisi ini masih kondusif untuk aktivitas transportasi darat dan udara, tapi untuk transportasi laut harus waspada," kata dia.  

Kecepatan angin sekitar 10 kilometer/jam, sedangkan prakiraan tinggi gelombang di perairan Karimun berkisar 0,1 sampai 0,7 meter dengan kecepatan 70 cm/detik.

 Untuk ketinggian gelombang di wilayah lain di Kepulauan Riau, antara lain di Batam berkisar 0,1 sampai 0,7 meter dengan kecepatan 70 cm/detik, Tanjungpinang dan Bintan 0,3 sampai 1,2 meter dengan kecepatan 50 cm/detik.

 Sedangkan di perairan Lingga/Dabo Singkep, ketinggian gelombang diprakirakan berkisar 0,2 sampai 1 meter dengan kecepatan 40 cm/detik dan Natuna dan Anambas berkisar 0,4 sampai 2,5 meter dengan kecepatan 40 hingga 50 cm/detik.

 Pada kesempatan lain, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Karimun Amirullah juga mengimbau kepada nelayan tradisional agar mewaspadai angin kencang yang memicu gelombang tinggi.

 "Nelayan sebenarnya memahami kondisi cuaca, tapi harus tetap waspada karena cuaca sering berubah mendadak buruk," kata dia.

 Amirullah mengatakan saat ini masih memasuki musim angin barat yang diperkirakan berlangsung hingga akhir Januari, dan berganti menjadi angin musim utara pada Februari sampai Maret.

 "Musim utara juga anginnya kencang, pada musim ini ikan memang banyak tapi risiko dihantam gelombang juga tinggi," ujarnya.

Baca juga: Gelombang tinggi Laut Arafura harus diwaspadai, sebut BMKG
Baca juga: BMKG: Waspada potensi hujan dan petir di Jakarta Kamis Siang
 

Pewarta: Rusdianto Syafruddin
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019