Jakarta (ANTARA News) - Angka Bebas Jentik (ABJ) di RW 04 Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan mencapai 96,09 persen.

Kendati demikian, Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali tetap meminta masyarakat di sana dan umumnya di Kelurahan Jagakarsa untuk tidak berpuas diri dan tetap melakukan pencegahan ataupun pemberantasan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan adanya jentik nyamuk.

Dan juga meminta kepada seluruh warga RT 05/RW 04 Jagakarsa ini untuk bekerja sama mengantisipasi bertambahnya penyakit DBD dengan menggiatkan jumantik mandiri secara rutin.

"Saya meminta kepada seluruh masyarakat se-Kecamatan Jagakarsa, untuk saling bahu membahu meminimalisir adanya jentik nyamuk yang bersarang," kata Marullah dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Selain itu, dirinya juga mengimbau agar warga sebisa mungkin meminimalisir penggunaan plastik yang berpotensi meningkatkan risiko jentik nyamuk akibat banyaknya sampah plastik yang dihasilkan.

"Saya juga minta RT, RW, PKK, Dasawisma dan warga lainnya untuk menyebarkan informasi dan memberi edukasi kepada para penjaga fasilitas umum dan seluruh kepala sekolah di semua tingkatan agar dapat melakukan jumantik mandiri setiap hari guna meningkatkan kewaspadaan bertambahnya penyakit DBD di lingkungan Jagakarsa," ucapnya.

Marulla sendiri telah melakukan monitoring terhadap pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di RT 05/RW 04 Kelurahan Jagakarsa, pada Jumat (25/1) kemarin.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widiastuti, mengatakan di area RT 05/RW 04 Kelurahan Jagakarsa terdapat banyak lahan kosong yang harus diperhatikan karena timbulnya jentik nyamuk bermula dari genangan air pada sampah plastik, ataupun daun-daun kering di sekitarnya.

"Di wilayah Jagakarsa ini terdapat banyak sekali lahan kosong. Ini adalah tantangan besar bagi para kepala RT dan RW untuk saling bekerja sama mengawasi daerah-daerah tidak tersentuh itu dan diadakannya jumantik mandiri secara rutin, " ucap Widiastuti.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019