Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta meminta warga untuk merespon cepat bila ada keluarganya yang mengalami tanda - tanda atau gejala Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan segera pergi ke puskesmas.

"Jangan menunggu sampai parah, datangi langsung ke puskesmas kemudian periksa dan apabila harus dirawat maka kita akan siap untuk merawat," kata Anies di Balaikota DKI Jakarta, Senin.
 
Semua Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Jakarta akan menampung semua pasien yang mengalami DBD serta membebaskan biaya perawatan.

Gubernur akan memastikan bahwa pasien DBD terawat dengan cepat karena kasus DBD  membutuhkan waktu untuk bisa pulih.

"Tapi masa pemulihan itu harus ada perawatan yang benar. Kemarin saya menemukan kasus dimana anak sempat merasa sehat dibiarkan bermain, akhirnya terjadi pendarahan dan komplikasi. Jadi (harus) respon cepat," kata Anies.
 
Selain itu, DKI akan menggenjot kegiatan preventif,  dengan menggerakan kader juru pemantau jentik (jumantik) sebagai garda terdepan.  Mereka akan berkeliling ke rumah warga untuk memastikan bahwa tidak ada genangan serta tidak ada potensi-potensi media tumbuhnya jentik-jentik.
 
Anie mengatakan, saat ini masih banyak kasus DBD dan kebanyakan terjadi di tempat - tempat yang dekat dengan ladang, kebun, di perumahan yang ada lahan - lahan terbuka.

"Jakarta Selatan yang masih banyak ruang terbuka dan ruang terbuka itu yang jadi tempat tumbuh kembang nyamuk," kata Anies.
 
Saat ini, secara jumlah kasus DBD terbanyak di Jakarta Selatan yakni 297 kasus, di Jakarta Timur 248 kasus, di Jakarta Barat 233 kasus, di Jakarta Utara 57 kasus, di Jakarta Pusat 43 kasus dan Kepulauan Seribu tidak ditemukan kasus DBD.

"Fogging akan dilakukan tapi tidak harus serentak, yang diutamakan daerah Selatan," katanya.

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019