Arosuka (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Patriscan menyarankan agar Dinas Kesehatan setempat segera menangani wabah demam berdarah dengue (DBD) agar tidak ada korban yang meninggal dunia.

"Memang belum ada korban yang meninggal dunia, akan tetapi wabah ini datang berulang setiap tahun dan jumlah korbannya cenderung mengalami peningkatan," katanya di Arosuka, Rabu.

Patriscan yang juga Ketua Fraksi PPP mengatakan penyakit DBD sudah mulai mewabah di Kabupaten Solok. Setidaknya selama Januari-Februari 2019 sudah 14 orang terjangkit penyakit tersebut.

Agar wabah ini tidak terjadi setiap tahun, katanya, Dinas Kesehatan seharusnya sudah mengantisipasinya, sehingga tidak panik dalam menghadapinya.

Dari data yang ada, jumlah korban selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2017 ditemukan 93 kasus DBD di Kabupaten Solok. Angka ini melonjak drastis pada 2018 dengan 140 kasus.

Sedangkan baru dua bulan pada 2019 sudah ditemukan lebih dari 14 kasus yang tersebar di Kecamatan Kubung, Kecamatan Bukit Sundi, Kecamatan X Koto Diatas dan Kecamatan X Koto Singkarak.

Menurutnya, masih banyak daerah-daerah di Kabupaten Solok yang belum mendapat pelayanan kesehatan dengan baik dan masih menggunakan jasa dukun tradisional, seperti di daerah terisolir.

"Di daerah terisolir seperi Tigo Lurah ini masyarakat masih banyak yang tak kenal dengan DBD. Mereka menganggap DBD sebagai demam biasa dan diobati dengan menggunakan daun jarak yang telah dimantrai dukun," katanya.

Patriscan mengimbau Dinas Kesehatan harus pro aktif turun ke masyarakat mencegah BDB sebelum wabah datang.

Dinas Kesehatan harus melakukan fogging atau pengasapan secara berkala dan secara terus-menerus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang antisispasi DBD, sebutnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Solok, Sri Efianti menyebutkan telah terjadi 14 kasus DBD di Kabupaten Solok selama Januari 2019.

"Selama Bulan Januari ini sudah ada 14 kasus DBD, dari 14 orang itu sudah sembuh dan tak ada yang meninggal dunia," katanya.

Ia mengatakan untuk menekan penyebaran DBD, Dinas Kesehatan bersama masyarakat terus berupaya mencegah berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypty dengan fogging dan gotong royong membersihkan lingkungan.

Selain itu, Dinas Kesehatan juga membagikan bubuk Abate bagi daerah-daerah yang ditemukan kasus DBD. Pihaknya juga menyebar sanitarian dari Puskesmas untuk mensurvei jentik secara berkala.

Ia juga meminta masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dengan menutup penampung air dan sering membersihkan bak mandi. ***3***

Pewarta: Mario Sofia Nasution dan Tri Asmaini
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019