Jadi korban WNA Malaysia ini (Lim Sai Wah) yang terakhir kita evakuasi dari dalam kawasan
Lombok Utara (ANTARA) -

Komandan korem (Danrem) 162/Wira Bhakti, Kolonel Czi Ahmaf Rizal Ramdhani, Senin, membantu proses evakuasi korban longsoran gempa yang terakhir dievakuasi dari dalam kawasan wisata air terjun Tiu Kelep, Senaru, kabupaten Lombok Utara, NTB.

Danrem  bersama rombongan tim sar gabungan yakni personil TNI, Polri, BPBD, Basarnas dan sejumlah relawan gempa Lombok berhasil mengevakuasi jenazah terakhir yang terjebak di dekat Air Terjun Tiu Kelep.

Jenazah terakhir yang dievakuasi pada Senin (18/3) pagi, itu bernama Lim Sai Wah, wisatawan asal Malaysia dengan identitas perempuan yang datang bersama rombongan wisatanya menggunakan bus travel dari Jakarta.

"Jadi korban warga Malaysia ini (Lim Sai Wah) yang terakhir kita evakuasi dari dalam kawasan," kata Danrem.

Jenazah Lim Sai Wah berhasil dievakuasi dari posisinya yang terjepit bebatuan besar di dekat kawah air terjun Tiu Kelep.

Selain Lim Sai Wah, diketahui ada dua orang pengunjung yang tewas dalam bencana tersebut. Salah satunya rekan Lim Sai Wah yang masuk dalam rombongan wisata, yakni Tai sieu kim dan seorang anak berusia 14 tahun asal desa Senaru, Tomy Al-Bayani.

Kemudian untuk keberadaan rombongannya yang berjumlah 24 orang, baik yang mengalami luka-luka dikatakan telah mendapatkan perawatan medis di rumah sakit. Sedangkan untuk yang selamat dari musibah tersebut, telah diungsikan ke kota Mataram.

"Untuk kondisi kesehatan mereka, semuanya masih kita data lebih lanjut, ada yang dirawat di puskesmas, maupun di rumah sakit," ujar Danrem.

Dalam upaya evakuasi yang telah dinyatakan steril dari korban longsoran, TNI menurunkan personel dari segala bidang keahlian, baik dari personel Kodim 1615/Lombok Timur, Yonif 742/Satya Wira Yudha, Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 9/Kostrad, petugas kesehatan dari rumah sakit Denkesyah Mataram, serta kendaraan ambulan.

"Jadi seluruh personel yang sekiranya dibutuhkan, kita turunkan, termasuk tim medis TNI," kata Danrem.

Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Alex Sariwating
Copyright © ANTARA 2019