Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Hutan Lindung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) IB Putera Parthama mengatakan tidak ada pembalakan liar di sekitar area bencana banjir bandang di Sentani, Jayapura, Papua.

Putera menuturkan hal itu ditunjukkan dengan tidak ditemukannya material kayu bekas tebangan yang hanyut terbawa banjir.

"Pohon-pohon tersebut masih lengkap dengan ranting dan akar-akarnya, hal ini menunjukkan bahwa kayu-kayu tersebut bukan hasil kegiatan penebangan kayu yang menyebabkan banjir bandang," ujar Putera dalam konferensi pers di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Selasa.

Sementara di bagian hulu, kondisi daerah tangkapan air juga sangat rawan terhadap longsor karena memang tingkat kecuramannya tinggi dengan jenis tanah metamorf yang sangat kedap air sehingga sangat mudah longsor.

Dengan kawasan Pegunungan Cycloop yang memiliki kemiringan lereng yang tajam, sehingga walaupun kawasan hutannya tidak rusak, namun ketika terjadi curah hujan sangat ekstrim dengan kondisi hulu daerah aliran sungai (DAS) yang tidak stabil maka berdampak besar terjadinya banjir bandang yang menuju daerah pengembangan yang ada di bawah.

Dia mengatakan kondisi hulu DAS dengan batuan yang kedap air dan rawan longsor membentuk bendung alami yang tidak stabil dan mudah jebol pada saat curah hujan tinggi.

"Yang kita yakini terjadi di hulu itu terjadi longsor mungkin sekian bulan atau sekian tahun lalu berbagai bendungan alami terbentuk, kemudian di tanggal 16 Maret 2019 itu selama tujuh jam terjadi hujan yang luar biasa maka bendungan alami itu jebol, membawa segala material termasuk batu, kayu, tentu airnya ke bawah (hilir)," tuturnya.

Putera juga mengatakan perubahan kondisi tutupan lahan dari hutan menjadi nonhutan dari waktu ke waktu di daerah tersebut tidak begitu signifikan, hanya seluas 495,47 hektare (ha) atau 3,3 persen pada periode 2012-2017.

"Dari 2012 ke 2017, tutupannya menjadi nonhutan hanya 3,3 persen, jadi kurang kuat mengasosiasikan kejadian ini kaitannya dengan perubahan tutupan hutannya," ujarnya.

Dia menuturkan memang di daerah tangkapan air itu, ada pemukiman dan lahan pertanian kering yang dikelola masyarakat setempat dengan total luas 2.415 ha, namun itu dinilai relatif stabil dari waktu ke waktu.

Dia juga menuturkan pada 2018, luas tutupan hutan di DAS Sentani masih berkisar 55 persen, dan itu dinilai baik.

Diberitakan sebanyak 74 korban banjir bandang Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua dilaporkan hilang dan hingga kini belum ditemukan.

"Sesuai laporan yang kita terima di posko-posko yang ada, jumlah korban hilang yang belum ditemukan sekitar 74 korban," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Polisi Ahmad Musthofa Kamal mengatakan di Jayapura, Senin malam (18/3).

Menurut dia, 74 korban hilang ini yang dilaporkan di setiap posko-posko yang dibuka di Sentani kepada aparat kepolisian.

Baca juga: 351 rumah di Sentani rusak berat akibat banjir bandang

Baca juga: 206 orang hilang dalam banjir bandang Jayapura

Baca juga: Korban meninggal banjir bandang di Kabupaten Jayapura capai 83 orang


 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019