Temanggung (ANTARA) - Kalangan masyarakat yang bergerak di bidang pertembakauan di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, menyatakan dukungannya terhadap pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Ma'ruf Amin dengan meluncurkan "Desa Jokowi".

Peluncuran "Desa Jokowi" yang berlangsung di salah satu gudang tembakau di Limbungan, Kecamatan Nadirejo, Temanggung, Rabu, dihadiri ratusan orang dari kalangan masyarakat pertembakauan dan juga Wakil Kertua Tim Kampanye Nasional (TKN) Abdul Kadir Karding.

Karding mengatakan Desa Jokowi ini komitmen dari masyarakat, yang memberi nama masyarakat sendiri.

"Maksudnya di sini adalah basis dari Jokowi. Di Temanggung ini khususnya daerah-daerah pelaku tembakau dan kretek itu semua bersepakat kemenangan Jokowi minimal 80 persen," katanya.

Ia menuturkan mereka merasa berterima kasih atas perjuangan dan kebijakan Jokowi yang tidak serta merta menghapus dan menyingkirkan kretek atau tembakau di Indonesia.
Di Temanggung ini, mata pencaharian orang tergantung pada tembakau.

"Hampir 70 hingga 80 persen penduduknya tergantung pada tembakau dan ini adalah tanah yang khusus untuk di tanami tembakau. Oleh karena itu kami berharap pemerintah bukan menghapuskan tapi justru menjadikan potensi ekonomi untuk mereka," katanya.

Ia mencontohkan apa yang terjadi di Kuba, di sana sigaret diolah menjadi cerutu dan akhirnya Kuba dikenal sebagai negara cerutu.

"Kita ingin Indonesia karena kualitas tembakaunya bagus tidak justru dimatikan atau dihilangkan tetapi justru dikembangkan untuk menjadi potensi ekonomi rakyat kita," katanya.

Menyinggung masalah tembakau impor, dia menyampaikan untuk mengantisipasinya perlu menaikkan cukai tembakau impor.

"Harus ada standar harga, kemudian cukai yang besar itu harus dibagikan kembali kepada petani tembakau," katanya.

Ia berharap agar pemerintah bersama pelaku usaha tembakau dan pabrikan yang berhubungan dengan tembakau untuk bisa duduk bersama dalam mengatasi masalah petani soal harga tembakau yang sering tidak stabil.

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019