Garut (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengingatkan masyarakat untuk tidak membetonisasi drainase karena akan menyebabkan banjir akibat saluran air tersumbat sehingga air meluap ke jalanan saat turun hujan deras.

"Jangan ada penutupan, seharusnya saluran-saluran drainase dijaga, drainasenya jangan dibetonisasi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Dadi Djakaria di Garut, Selasa.

Ia menuturkan, saat ini seringkali turun hujan deras yang hampir merata di berbagai daerah di Garut, akibatnya beberapa tempat seringkali dilanda banjir karena luapan sungai dan tidak mengalirnya air ke selokan.

Ancaman bencana banjir saat musim hujan itu, kata dia, seharusnya sudah dapat diantisipasi oleh masyarakat dengan menjaga kebersihan lingkungan di saluran air agar tidak tersumbat akibat tumpukan sampah.

"Kita berharap saja dengan meningkatkan kesiapsiagaan, jadi kita meminimalisir kejadian-kejadian yang mungkin timbul di saat cuaca ekstrem seperti ini," katanya.

Ia menyebutkan, daerah yang sering dilanda banjir di antaranya jalan protokol di kawasan Ciateul depan Kantor Samsat, kemudian Jalan Pembangunan depan Komplek Pertamina, daerah Sanding akibat luapan Sungai Cipeujeuh.

Selain itu, lanjut dia, banjir seringkali melanda Jalan Guntur Melati, jalan utama Bandung-Garut di Kecamatan Leles, dan sejumlah jalan lainnya yang semuanya disebabkan karena tersumbatnya saluran air.

"Beberapa titik yang memang penyebabnya karena kebiasaan buruk sebagian saudara-saudara kita yang terbiasa membuang sampah sembarangan," katanya

Dadi juga mengimbau kepada pemilik tempat yang drainasenya ditutup oleh beton seperti pemilik perusahaan JNE di Jalan Pembangunan, akibatnya air tidak mengalir sehingga banjir di kawasan tersebut.

"Kami mohon kepada bapak-bapak JNE itu sebaiknya jangan ditutup, kalau airnya meluap bisa dibuka, kalau ada sampah bisa diambil," katanya.
 

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019