Bandung (ANTARA News)- Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Siti Fadillah Supari, menegaskan bahwa pengambilan sampel darah Dede yang menderita penyakit aneh oleh pihak asing melalui Dr Anthony Gaspari bersama Discovery Channel sangat merugikan ilmuan dan Pemerintah Indonesia. "Kami paham bahwa pihak tersebut telah mengambil sampel darah Dede bersama sampel keluarganya untuk diteliti di Amerika Serikat (AS), padahal seharusnya pihak tersebut melakukan izin terlebih dahulu berdasarkan Material Transfer Agreement (MTA)," katanya. Menurut Menkes, perbuatan itu bisa dikategorikan pencurian terhadap kekayaan alam, serta kekayaan sumber penelitian kedokteran di Indonesia, dan hal ini sebelumnya telah banyak dilakukan pihak-pihak asing seperti pada kasus pengambilan sampel darah pasien flu burung. Pihak jaringan televisi AS ini membawa seorang ahli penyakit kulit (dermatologi) dan ilmu kekebalan tubuh (imunologi) ternama dari AS, Anthony Gaspari yang mengklaim bahwa kedatangan pihaknya untuk melakukan pengobatan, dan mencarikan sponsor untuk penyembuhan Dede. Dede sendiri saat ini sedang dalam perawatan Tim Khusus Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dengan diagnosa sementara, seluruh jaringan kulitnya terserang Human Papilloma Virus (HPV) yang membentuk kutil terutama pada tengkuk kedua kaki serta kedua belah tangannya. Tim yang dikepalai Dr Rachmat Dinata itu, juga menyatakan bahwa penyakit Dede merupakan penyakit akibat serangan virus ganas yang mudah berkembang, dan menjangkit pada kekebalan tubuh manusia yang lemah. Menurut Rachmat, penyakit tersebut dinamakan `Epidermo Displacia Veruciformis` serta `Giant Cutaneous Horn` dengan identifikasi pertumbuhan kutil meradang, dan membesar sehingga menyerupai tanduk seperti akar pohon besar, dan berdasar kasus penyakit itulah saat ini Dede disebut sebagai `Manusia Akar`. "Pencurian atas sampel darah, serta sampel virus yang menjangkit Dede benar-benar telah merugikan kekayaan intelektual kita, terutama kekayaan dalam ilmu kesehatan, dan kedokteran," kata Rachmat. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007