"Home industri" atau indutri rumahan di Tanah Air khususnya yang memproduksi kuliner masih minim menerapkan ekonomi digital.
Jakarta (ANTARA) - Peneliti sekaligus Direktur Penelitian Lembaga Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (Indef) Berly Martawardaya menyarankan kepada seluruh pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Tanah Air untuk berani menerapkan ekonomi digital dalam berbisnis.

"Perusahaan besar dan menengah mayoritas sudah menggunakannya, namun usaha kecil atau mikro belum banyak, inilah yang kami dorong," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Apalagi, kata dia, berbagai "home industri" atau indutri rumahan di Tanah Air khususnya yang memproduksi kuliner masih minim menerapkan ekonomi digital.

"Kebanyakan kuliner seperti kerupuk dan asinan itu masih belum menerapkannya, jika berani menggunakan ekonomi digital maka keuntungannya akan lebih besar," ujar dia.

Baca juga: Bekraf luncurkan platform digital Food Startup Indonesia

Sebagai contoh kata dia, apabila pengusaha Pempek Palembang dari Sumatera Selatan mau menerapkan ekonomi digital, konsumen dari berbagai daerah akan lebih tertarik berbelanja secara "Online" atau dalam jaringan.

"Jika kualitas makanan yang dijual bagus dan banyak pilihan, maka bisa saja orang dari Jakarta lebih mau memesan ke Palembang secara Online," ujar Berly.

Hal itu didasari masing-masing daerah di Indonesia memiliki kuliner khas tersendiri sehingga cita rasanya pun akan berbeda apabila dibeli di luar daerah asalnya.

Selain kuliner, Dosen Ekonomi Universitas Indonesia tersebut juga menyarankan agar para pelaku industri rumahan bidang kerajinan segera menerapkannya.

Secara umum ia melihat kehadiran ekonomi digital dan "artificial intelligence" atau kecerdasan buatan membantu serta memudahkan para pelaku usaha maupun pembeli dalam transaksi jual beli barang atau jasa.

Sementara itu, Rahmi salah seorang pelaku usaha rendang asal Sumatera Barat, mengaku sudah mulai menerapkan sistem ekonomi digital dalam mengembangkan bisnis kulinernya.

Dengan menerapkan sistem ekonomi digital tersebut, Rahmi mengaku terbantu dalam hal pemasaran kuliner hingga ke berbagai daerah.
Baca juga: Pemerintah siapkan Rp6 miliar untuk subsektor kuliner-aplikasi digital

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019