Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan bahwa berbeda dengan era sebelumnya, pada saat ini tangkapan di laut Indonesia sudah 100 persen berasal dari nelayan domestik.

"Hilangnya 10.000 kapal asing malah menambah pendapatan (nelayan) kita semua," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Kamis.

Menurut Susi Pudjiastuti, pada saat ini juga, ikan tuna yang berukuran besar ternyata sudah bisa ditangkap oleh nelayan-nelayan lokal, dan bukan hanya oleh kapal asing besar seperti masa lalu.

Sementara itu, Dirjen Perikanan Tangkap KKP Zulficar Mochtar menyatakan, dulunya sebelum tahun 2014, kawasan perairan nasional dijajah oleh ribuan kapal asing.

"Kini sekarang 100 persen penangkapan ikan adalah pelaku kapal ikan domestik..dulu data produksi disumbang dari kapal asing, sekarang 100 persen hasil produksi sudah dalam negeri," ucap Zulficar.

Selain itu, ujar dia, nelayan dahulu juga dinilai tidak mendapatkan perlindungan, tetapi kini sudah ada program asuransi premi nelayan kecil dan telah berkembang asuransi mandiri yang diinisiasi oleh pemda. "Artinya nelayan kita semakin berdaulat dan dilindungi," katanya.

Sebagaimana diwartakan, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan, lautan merupakan kawasan yang bisa diakses berbagai masyarakat tanpa modal tinggi sehingga penting untuk melestarikannya dan memberdayakannya bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.

Untuk itu, Menteri Susi menekankan pentingnya untuk menjaga laut, yang dinilainya merupakan satu-satunya sumber daya alam (SDA) yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat tanpa modal tinggi.

Hal itu, ujar dia tak lepas dari tak terbatasnya akses terhadap laut yang tak bisa dibatasi kepemilikannya oleh perorangan atau pun kelompok tertentu.

"Satu-satunya SDA yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat tanpa modal tinggi ya perikanan. Tambang, minyak itu tidak mungkin masyarakat umum bisa akses. Laut ini satu-satunya yang tidak ada kavling-kavling," tuturnya.

Sebelumnya, Dirjen Perikanan Tangkap KKP Zulficar Mochtar dalam sejumlah kesempatan menyatakan bahwa 60 persen tangkapan tuna, cakalang dan tongkol merupakan hasil jerih payah nelayan kecil sehingga penting guna memberdayakan mereka.

"Hasil analisa data tangkapan tuna yang dihasilkan oleh nelayan Indonesia menyimpulkan bahwa 60 persen lebih hasil tangkapan tuna, cakalang dan tongkol tersebut ternyata berasal dari hasil tangkapan nelayan skala kecil kurang dari 30 GT (gross tonnage)," kata Zulficar.

Hal itu, ujar dia, berarti bahwa perikanan tuna skala kecil mampu menyumbang, bahkan sebagai andalan kedaulatan pangan nasional, dan di saat bersamaan sektor skala kecil ini juga mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang banyak kepada masyarakat Indonesia.

Baca juga: KKP: Rp36 triliun hasil tangkapan ikan tidak dilaporkan
Baca juga: Hasil tangkapan ikan nelayan Lhokseumawe capai 20 ton/hari
Baca juga: Satu kapal ikan ilegal Vietnam tangkapan Bakamla diserahkan ke KKP

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019