Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meminta Universitas Jember (Unej) mempersempit ruang gerak kelompok radikal yang ditengarai berkembang di sejumlah masjid kampus dan kegiatan pengajian di kampus yang menjadi pintu masuk paham radikalisme kepada mahasiswa.

BNPT bersama Universitas Jember dan Forum Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur menggelar "Dialog Pelibatan Sivitas Akademika dalam Pencegahan Terorisme melalui FKPT Jawa Timur" yang digelar di lantai 3 Gedung Rektorat Kampus Unej, Rabu.

"Kami mengimbau para pemangku kepentingan di Kampus Unej untuk mempersempit ruang gerak kelompok radikal terorisme yang ingin menyalahgunakan kampus dan sekitarnya," kata Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Hamli di Kampus Unej.

Baca juga: Mantan militan FTF ISIS diminta jangan dimarginalkan

Baca juga: BNPT siap pimpin tim pulangkan keluarga mantan anggota ISIS

Baca juga: Kepala BNPT: Wakil rakyat harus berwawasan kebangsaan kuat


Beberapa hasil riset telah mengindikasikan penetrasi kelompok radikal terorisme di rumah ibadah dan kampus. Pada tahun 2010, Center for the Study of Religion and Culture (CRSC) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah merilis hasil risetnya bahwa dalam jerat yang beragam, kelompok radikal di Solo menggunakan masjid untuk propaganda ideologinya.

Kemudian hasil riset Setara Institute pada tahun 2017 menyebutkan bahwa masjid, baik di perumahan dan perguruan tinggi di Depok menjadi sarang radikalisme, sehingga fenomena tersebut seharusnya menyadarkan seluruh pemangku kepentingan khususnya di perguruan tinggi bahwa kampus dan sekitarnya dapat disasar oleh kelompok radikalisme.

"Celah yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok radikal terorisme untuk menyebarkan ideologinya dan menjalankan aksi jahatnya harus ditutup oleh civitas akademika dengan menjadikan bibit radikal terorisme dalam berbagai bentuknya sebagai musuh bersama, didorong untuk memiliki kemampuan deteksi dini, bahkan secara aktif turut serta mengambil bagian dalam upaya pencegahan," katanya.

Untuk itu, lanjut dia, perlu ditingkatkan kewaspadaan dengan mengorganisir seluruh kekuatan civitas akademika Unej, supaya lebih efektif dan efisien dalam menangkal ideologi radikal dan mempersempit ruang geraknya di tempat ibadah, khususnya di kampus dan sekitarnya agar steril dari pengaruh radikal terorisme.

"Kegiatan dialog itu sebagai upaya menggalang kebersamaan seluruh pemangku kepentingan menghadang laju pergerakan ideologi radikal dan penetrasi kelompok terorisme di perguruan tinggi, " ujarnya.

Sementara Rektor Unej Moh Hasan mengatakan pihaknya sudah melakukan pemetaan terhadap paham radikalisme di Kampus Tegalboto Unej tersebut dan melakukan pendekatan terhadap dosen atau karyawan yang terindikasi terpapar paham radikalisme.

"Kami sudah melakukan pemetaan terkait kondisi mahasiswa di Universitas Jember dan hasil temuannya dijadikan bahan dalam merumuskan materi pencegahan paham radikalisme yang masuk dalam mata kuliah umum," ucap Rektor Unej dua periode itu.

Selain itu, lanjut dia, Universitas Jember melalui masing-masing fakultas juga telah memberlakukan pembatasan kegiatan kemahasiswaan hingga pukul 22.00 WIB, agar memudahkan pengawasan dan dilarang melakukan kegiatan yang mengarah pada radikalisme.

Kegiatan dialog tersebut menghadirkan sejumlah pembicara yakni Direktur Pencegahan BNPT dan mantan narapidana teroris Kurnia Widodo, serta para peserta juga mendapatkan informasi hasil penelitian terkait paham radikal di kampus dari Yusli Efendi, Sekertaris Pusat Studi Pesantren dan Nurul Barizah, peneliti FKPT mengenai pemetaan potensi radikalisme dan terorisme di Jawa Timur.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019