Padang, (ANTARA) - Ketua Gerakan Ekonomi dan Budaya (Gebu) Minang Sumatera Barat Boy Lestari Dt Palindih membantah tuduhan daerah tersebut sebagai sarang teroris, karena pernyataan itu dapat meresahkan masyarakat

"Ini harus saya sampaikan soal Sumbar disebut sarang teroris, sarang radikalisme, pernyataan ini jelas membuat gelisah masyarakat Sumbar. Hal itu tidak benar," katanya kepada pers, Sabtu.

Baca juga: Keluarga sebut terduga teroris beraktivitas seperti warga biasa

Baca juga: Polisi Tangkap Tamu Wisma yang Diduga Teroris


Menurut dia dalam masyarakat Sumbar hidup bermasyarakat dengan falasafah Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah (ABS-SBK)

Selain itu daerah ini juga memiliki banyak tokoh adat, ulama dan bundo kanduang yang selalu memberikan arahan dan pedoman pada masyarakat

Ia mencontohkan pada pesta demokrasi sekelas pemilihan presiden dan pemilihan umum legislatif yang baru saja berlangsung kondisi Sumbar cukup aman walaupun terjadi persaingan yang cukup tajam antara kedua kubu secara nasional

Bahkan di Sumbar, tidak ada riak yang mengarah pada memecah belah masyarakat.

“Namun kita selalu berharap masyarakat Sumbar tidak ikut terprovokasi kepada hal yang mengarah pada memecah belah dan merusak silaturahmi antara masyarakat,” katanya.

Baca juga: Jenazah terduga teroris dimakamkan di Batu Banyak

Sementara, Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar Dt M Sayuti juga membantah pernyataan tersebut.

Menurut dia kalau benar Sumbar sarang teroris tentu ada titik lokasi yang dijadikan sebagai tempat latihannya.

Ia mengatakan kalau hanya ada penangkapan satu atau dua orang kemudian dikatakan Sumbar sebagai sarang teroris, jelas hal itu tidak benar.

“Kita minta para pemimpin di Sumbar (Forkopimda) jangan tinggal diam menyikapi informasi ini namun harus disikapi serius," kata dia.

Kalau perlu, kata dia, pimpinan daerah beramai-ramai datang ke rumah tempat penangkapan terduga teroris itu.

"Apa betul tempat itu sarang teroris dan sampaikan ke publik kebenarannya," katanya.

Sedangkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang Prof Duski Samad mengatakan pada prinsipnya orang Sumbar adalah sosok yang cerdas, jika melakukan sesuatu mereka telah mempertimbangkan karena memiliki kekerabatan yang kuat baik di Sumbar maupun dirantau.

"Tentu berbeda dengan teroris yang hidup sendiri dan tidak bermasyarakat," kata dia.

Selain itu secara logika adat dan budaya maupun logika agama tidak mungkin orang minang menjadi teroris.

"Kalaupun ada orang minang jadi teroris, itu mungkin orang minang yang telah tercabut dari akar budayanya,” katanya.

Baca juga: MUI Sumbar minta publik hentikan politisasi aksi teror

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019