Jakarta (ANTARA) - Transportasi dalam jaringan (daring) menjadi pilihan utama masyarakat urban untuk melakukan perjalanan darat, menurut survei yang dilakukan Komunitas Konsumen Indonesia (KKI).

Hal itu disampaikan Ketua KKI Dr. David M.L. Tobing dalam konferensi pers hasil survei berjudul "Preferensi konsumen terhadap layanan moda Transportasi darat urban di Indonesia" di Jakarta, Selasa.

"Dari hasil survei yang kami lakukan, 99,7 persen responden mengaku pernah atau bahkan sering menggunakan jasa transportasi online," kata David.

Transportasi daring dalam survei yang dilakukan dengan melibatkan 625 responden dari 15 kabupaten/kotamadya di enam provinsi tersebut mencakup ojek dan taksi daring. Sedangkan moda transportasi lain yang juga muncul dalam survei adalah bus trans dan Kereta Rel Listrik (KRL).

Dalam persaingan antara ojek daring, taksi daring, bus trans, dan KRL, sebanyak 91,7% responden mengaku mereka paling sering menggunakan ojek daring. Sedangkan 8,3 persen, sisanya masih dapat dibagi lagi menjadi 40 persen memilih taksi daring, 33,4 persen KRL, dan 25,1 persen bus trans.

Khusus untuk ojek daring, hasil survei KKI memperlihatkan bahwa terdapat dua merek yang paling melekat di benak konsumen, yakni Gojek dan Grab. Dalam persaingan antara kedua merek tersebut, Gojek mengungguli Grab dengan 36 persen  memilih layanan Gojek, sedangkan Grab dipilih oleh 32 persen. Sebanyak 32 persen memilih menggunakan kedua layanan tersebut.

Terdapat sejumlah faktor yang mendukung preferensi konsumen untuk memilih Gojek dibanding Grab. Dari hasil survei yang dilakukan KKI, Go-ride dari Gojek lebih unggul dari Grabbike dalam hal lebih aman (56%), lebih dapat diandalkan (55%), lebih ramah (53%), lebih nyaman dan bersih (53%).

Keunggulan serupa juga dimiliki layanan Gocar dari Gojek terhadap GrabCar. Gocar unggul dalam aspek keterjangkauan tarif (54%), keamanan (59%), kehandalan layanan (60%), keramahan (57%), kenyamanan dan kebersihan (59%).

Dua moda transportasi lainnya, bus trans dan KRL menjadi pilihan konsumen karena dianggap mampu memenuhi aspek keselamatan dan keamanan, serta ketepatan waktu.

Baca juga: Pengamat: Ojek daring mestinya terintegrasi dengan angkutan umum

Baca juga: Ekonom minta KPPU awasi persaingan transportasi daring

Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019