Kuala Lumpur (ANTARA) - Kementerian Air, Tanah dan Sumber Asli (KATS) Malaysia dan Kebun Binatang Negara memberi nama Yi Yi pada anak panda kedua yang lahir di negara tersebut.

Penamaan Anak Panda Raksasa Kedua di Malaysia itu dilaksanakan pada Kamis,1 Agustus di Pusat Konservasi Giant Panda, Zoo Negara, Kuala Lumpur, diresmikan Oleh Menteri Air, Tanah dan Sumber Asli Malaysia Dr Xavier Jayakumar.

Anak panda raksasa kedua dari pasangan panda asal China, Xing Xing dan Liang Liang ini dilahirkan pada 14 Januari 2018 jam 7.50 pagi dengan berat 150 gram,  betina dan mulai dipamerkan untuk umum pada 26 Mei 2018.

Hadir juga pada acara pemberian nama yaitu Wakil Menteri Air, Tanah dan Sumber Asli Tengku Zulpuri Shah Bin Raja Puji, Duta Besar Republik Rakyat China untuk Malaysia, Bai Tian, Ketua Masyarakat Kehewanan Malaysia (Malaysian Zoological Society/MZS) Dato’ Sr Zaharin bin Md Arif dan Wakil Presiden Zoo Negara Rosly Rahmat bin Ahmat Lana.

Kelahiran anak panda raksasa ini menjadikan Malaysia sudah dua kali menjadi negara pertama di dunia yang mendapat kelahiran anak panda raksasa secara alami di dalam penangkaran dan terjadi di luar musim kawin. Kelahiran bayi panda pertama yang diberi nama Nuan Nuan terjadi pada 18 Agustus 2015.

Saat ini Yi Yi berusia 18 bulan,  dalam keadaan sehat dan telah mencapai berat 50 kilogram serta masih menyusu meskipun mulai diberi makanan daun-daunan dan lobak merah.

Nama Yi Yi diusulkankan oleh Pemerintah Malaysia melalui Kementerian Air, Tanah dan Sumber Asli (KATS) dan disetujui oleh pemerintah Republik Rakyat China melalui Badan Asosiasi Konservasi Margasatwa China (China Wildlife Conservation Association/CWCA).

Nama Yi Yi yang berarti persahabatan.

Pemerintah Malaysia berharap Yi YI akan mengeratkan dan mengukuhkan lagi persahabatan antara Malaysia dan Republik Rakyat China.

Baca juga: Dua bayi panda di Kebun Binatang Wina tumbuh sehat
Baca juga: Austria gelar jajak pendapat untuk namai bayi panda
Baca juga: Panda di kebun binatang Malaysia lahirkan anak betina


Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019