Kurs dolar AS sedikit melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena investor mengukur keputusan moneter terbaru yang akan diumumkan oleh Federal Reserve AS setelah pertemuan dua hari pada Rabu waktu setempat.
Wall Street memperkirakan bank sentral akan terus menopang pertumbuhan ekonomi dengan lebih lanjut melonggarkan batas kreditnya untuk pelaku pasar tahun ini.
Para pedagang telah memperhitungkan probabilitas lebih dari 97 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuannya nanti, menurut alat FedWatch CME Group pada Selasa sore (29/10/2019).
Sementara sterling merosot karena Inggris tampaknya akan pergi ke pemilihan umum pada Desember. Pada Senin (28/10/2019), Uni Eropa menyetujui penundaan fleksibel tiga bulan untuk keberangkatan Inggris.
Meningkatkan optimisme bahwa Inggris akan mencapai kesepakatan untuk menghindari keluarnya dari Uni Eropa yang tidak teratur telah mendukung euro dan sterling baru-baru ini.
Namun, pound turun pada Selasa (29/10/2019) dalam perdagangan berombak setelah Perdana Menteri Boris Johnson memenangkan persetujuan awal parlemen untuk mengadakan pemilu pertama Desember Inggris dalam hampir satu abad dalam upaya untuk memecahkan kebuntuan Brexit.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainna, turun 0,07 persen menjadi 97,6919 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,1110 dolar AS dari 1,1097 dolar AS di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2861 dolar AS dari 1,2855 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,6865 dolar AS dari 0,6837 dolar AS.
Dolar AS dibeli 108,81 yen Jepang, lebih rendah dari 109,01 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9937 franc Swiss dari 0,9948 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3088 dolar Kanada dari 1,3054 dolar Kanada.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
Wall Street memperkirakan bank sentral akan terus menopang pertumbuhan ekonomi dengan lebih lanjut melonggarkan batas kreditnya untuk pelaku pasar tahun ini.
Para pedagang telah memperhitungkan probabilitas lebih dari 97 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuannya nanti, menurut alat FedWatch CME Group pada Selasa sore (29/10/2019).
Sementara sterling merosot karena Inggris tampaknya akan pergi ke pemilihan umum pada Desember. Pada Senin (28/10/2019), Uni Eropa menyetujui penundaan fleksibel tiga bulan untuk keberangkatan Inggris.
Meningkatkan optimisme bahwa Inggris akan mencapai kesepakatan untuk menghindari keluarnya dari Uni Eropa yang tidak teratur telah mendukung euro dan sterling baru-baru ini.
Namun, pound turun pada Selasa (29/10/2019) dalam perdagangan berombak setelah Perdana Menteri Boris Johnson memenangkan persetujuan awal parlemen untuk mengadakan pemilu pertama Desember Inggris dalam hampir satu abad dalam upaya untuk memecahkan kebuntuan Brexit.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainna, turun 0,07 persen menjadi 97,6919 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,1110 dolar AS dari 1,1097 dolar AS di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2861 dolar AS dari 1,2855 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,6865 dolar AS dari 0,6837 dolar AS.
Dolar AS dibeli 108,81 yen Jepang, lebih rendah dari 109,01 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9937 franc Swiss dari 0,9948 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3088 dolar Kanada dari 1,3054 dolar Kanada.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019