Banda Aceh (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI kembali melepas relawan gelombang keempat mulai dari tenaga medis hingga psikolog ke daerah terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor di Aceh.
"Untuk hari ini kita memberangkatkan, baru sebagian ya, dari yang akan diberangkatkan untuk gelombang keempat," kata Direktur Pendayagunaan SDM Kesehatan Kemenkes RI, dr Ika Trisia, di Aceh Besar, Jumat.
Pelepasan relawan kesehatan gelombang keempat sebanyak 31 orang itu berlangsung di kampus Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Aceh, di Aceh Besar.
Baca juga: Relawan Mahasiswabersihkan lumpur bekas banjir di Pidie Jaya
Relawan ini disebar ke sembilan daerah terdampak, yakni Kabupaten Pidie Jaya, ke Bireuen, ke Aceh Utara, Aceh Timur, Langsa, Gayo Lues, Bener Meriah, Aceh Tengah dan Aceh Tamiang.
Adapun rombongan relawan kesehatan ini terdiri dari dokter, perawat, sanitarian (spesialis kesehatan lingkungan), tenaga promkes hingga psikolog, hingga psikiater. Tim ini diganti setiap dua pekan sekali.
Ika menyampaikan, Kemenkes sudah mengirimkan tenaga kesehatan untuk Aceh sejak hari ketiga bencana, dan secara keseluruhan termasuk dari luar Kemenkes telah mencapai sekitar 1.400 orang di lapangan.
"Kami berterima kasih juga kepada relawan-relawan di luar Kemenkes yang sudah banyak tenaga kesehatan yang mengabdi membantu Aceh," ujarnya.
Ia menuturkan, karena sudah banyak relawan kesehatan di Aceh, Kemenkes berupaya mengkoordinir mereka agar tidak terjadi penumpukan di satu daerah saja, tetapi bisa tersebar di semua kabupaten terdampak.
"Maka dari itu, kita harus menyesuaikan penempatan relawan-relawan ini sesuai dengan kebutuhan daerah. Terbanyak di Aceh Tamiang karena daerah yang paling luas terdampak," katanya.
Terkait pengiriman relawan ini, kata Ika, mereka menempuh jalur darat untuk daerah yang memang sudah dapat dilewati, tetapi daerah terisolir seperti wilayah tengah, dikoordinasikan dengan BNPB.
"Sejauh ini mobilisasinya masih menggunakan darat ya. Jika memang tidak memungkinkan, kita berkoordinasi sama BNPB agar bisa lewat udara," ujarnya.
Baca juga: Update Bencana Aceh, Mualem sebut relawan dari China belum maksimal cari korban banjir
Dirinya menambahkan, adapun potensi penyakit yang dapat diterima masyarakat dalam kondisi bencana banjir seperti ini adalah ISPA, penyakit kulit hingga trauma. Karena itu, relawan yang dikirimkan ini memiliki keahlian menangani permasalahan kesehatan tersebut.
Para relawan ini, tambah dia, tidak membawa obat-obatan, karena untuk obat sudah tersedia di pusat krisis, jika memang dibutuhkan, itu semua telah disiapkan.
Obat-obatan, lanjut dia, sudah disiapkan lebih awal karena memang data kesehatan ini masuk secara periodik setiap harinya.
"Sehingga, kita bisa menyiapkan obat-obatan yang diperlukan dari masing-masing kabupaten/kota. Kita melakukan rekap harian terhadap penyakit-penyakit yang ada dan kita menyesuaikan obat-obatannya," demikian dr Ika Trisia.
Baca juga: Kepala sekolah jadi relawan trauma healing untuk anak Aceh Tengah
