Fenomena era Revolusi Industri 4.0 tentunya tidak asing lagi kita dengar. Perkembangan teknologi dan informasi yang terjadi di dunia semakin cepat begitu juga dengan Indonesia. Namun, sudah siapkah kita dalam menghadapi tren perubahan di dunia industri?. Termasuk dunia pendidikan. Saya melihat teknologi ini yang menjadi fokus presiden Jokowi sehingga mengangkat bos gojek, Mas Nadiem Makarim sembagai mendikbud yang baru. 

Revolusi Industri 4.0 merupakan fenomena yang mengkolaborasikan teknologi cyber dan teknologi otomatisasi. Konsep penerapannya berpusat pada konsep otomatisasi yang dilakukan oleh teknologi tanpa memerlukan tenaga kerja manusia dalam proses pengaplikasiannya. Ini akan menghemat anggaran, memudahkan management dan memotong kebutuhan SDM. 

Hal tersebut  juga tentunya menambah nilai efisiensi pada suatu lingkungan kerja di mana manajemen waktu dianggap sebagai sesuatu yang vital dan sangat dibutuhkan oleh para pemain industri. Selain itu, manajemen waktu yang baik secara eksponensial akan berdampak pada kualitas tenaga kerja dan biaya produksi.

Contoh konkrit yang dapat diambil dari pemanfaatan teknologi pada bidang Pendidikan adalah proses pembukuan atau keuangan sekolah  yang kini sudah dapat dengan mudah diakses oleh siapa saja dan kapan saja. Bisa bayar SPP online, bisa melihat raport siswa secara online Dan yang paling keren adalah kartu jajan online, ini memudahkan siswa belanja tanpa menggunakan uang tunai. Wali siswa dengan mudah mengatur jajan anaknya. Dan dapat dengan mudah dilakukan kapan saja dan di mana saja melalui jaringan internet.

Salah satunya adalah "Kartu Jajan" yang di gagas oleh BNI syariah melalui Platfrom sekolah pintar. Ada juga student payment platfrom dan portal informasi sekolah. Kegunaan kartu ini sangat bermanfaat, juga sangat cocok dengan perkembangan teknologi saat ini. 

Orangtua tidak perlu lagi memberi jajan kepada anaknya saat berangkat dari rumah ke sekolah. Tinggal mengisi saldo ke kartu jajan  dan bekerjasama dengan pihak sekolah membatasi uang jajan perhari. Pihak kantin sekolah tidak perlu capek harus mengembalikan uang jajan secara tunai. Karena dengan kartu itu secara otomatis terpotong saldo setiap transaksi di kantin. Orangtua juga tau  secara online apa yang di jajanin anaknnya di smartphonenya masing-masing.  Hal ini akan minimalisir anak jajan di luar sekolah yang tidak terjamin kesehataannya. 

Ini jaman sudah berbeda, setiap anak manusia harus siap dengan segala perubahan. Kalau tidak kita akan tertinggal. Terutama kita dihujani dengan berbagai kemajuan teknologi informasi. SDIT Muhammadiyah Bireuen InsyaAllah sudah siap dengan segala perubahan, terutama menghadapi era revolusi industri 4.0. 

Kepala sekolah, staf dan guru harus menguasai teknologi. Juga siap menggunakan dan mengembangkan berbagai aplikasi online yang bermanfaat, mudah dan efesien. Contoh nya Kartu jajan di Platfrom Sekolah Pintar. Kalau kita tidak mau menerima kemajuan ini, saya yakin sekolah kita akan ditinggal oleh masyarakat. Kita akan bangkrut. Persis seperti perusahaan taksi, ojek dan restoran yang sudah mulai tutup di Indonesia. Karena lahirnya berbagai aplikasi online yang memudahkan masyarakat.  

SDIT Muhammadiyah Bireuen Siap Maju, pantang mundur! 

Pewarta: Rizki Dasilva

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019