Seorang pawang yang didatangkan dari Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Sarwani Sabi telah melakukan pengusiran harimau sumatera yang selama ini memangsa ternak di Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara.

Pawang harimau tersebut didatangkan Balai KSDA Aceh sebagai upaya respon dari laporan petani terhadap konflik harimau dan pengusiran ini sudah dilakukan pihaknya pada Minggu (1/12) siang.

Baca juga: Harimau mangsa lima ekor sapi dan tiga kambing di Aceh Utara

“Upaya penghalauan dilakukan tim dengan cara pengusiran dibantu pawang harimau Pak Sarwani Sabi melalui pendekatan kearifan lokal lewat doa-doa,” kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Lhokseumawe BKSDA Aceh Kamarudzaman di Lhokseumawe, Senin.

Upaya penghalauan ini merupakan salah satu penanganan konflik yang dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh sesuai dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.48/MENHUT-II/2008 tentang Pedoman Penanganan Konflik Antara Manusia dan Satwa Liar.

Baca juga: Cerita petani Aceh Utara melihat harimau saat memangsa ternaknya

Selain upaya penghalauan, tim juga memberikan pemahaman kepada masyarakat setempat yang ikut serta dalam kegiatan ini bahwa harimau sumatera merupakan salah satu satwa liar yang dilindungi serta tergolong satwa kunci yang populasinya terancam punah di alam.

Pihaknya juga akan terus memantau pascaupaya penghalauan konflik harimau sumatera di Dusun Mihra Istimewa Paket 20 Desa Seureuke, Kecamatan Langkahan, agar tidak terjadi kerugian dan dampak negatif lainnya bagi masyarakat setempat.

Masyarakat setempat juga diimbau agar tetap berhati-hati dan tetap memasang penerangan pada kandang ternaknya.

Di samping itu, Kamarudzaman juga menyebutkan semua konflik satwa tersebut terjadi ada penyebabnya, misalnya habitatnya terganggu, bisa disebabkan oleh ilegal logging, berubah fungsi hutan menjadi lahan pertanian dan pekebunan, hingga perburuan dan lainnya.

Di lain sisi, ia juga meminta agar pemerintah tetap mempertimbangkan atau memperhatikan habitat satwa saat memberikan izin HGU.

Pengusiran ini melibatkan sejumlah pihak seperti personil Balai KSDA Aceh melalui Seksi Konservasi Wilayah I Lhokseumawe, Resor 11 Aceh Utara turut hadir Polisi Kehutanan, pawang harimau, warga setempat dan pihak lainnya.

Balai KSDA Aceh juga mengapresiasi masyarakat Gampong Seureuke, beserta jajaran Pemerintah dan aparat TNI/Polri serta pihak-pihak terlibat yang segera melaporkan kejadian konflik satwa liar ini.

Diberitakan sebelumnya, harimau sumatera memangsa lima ekor sapi dan tiga ekor kambing milik petani Gampong Seureuke, Kecamatan Langkahan, selain alami kerugian warga setempat juga resah.

Ternak petani yang dimangsa harimau tersebut masing-masing tiga ekor sapi dan tiga ekor kambing milik Mahmud (65), kemudian satu ekor sapi milik Paimin (35) dan terakhir sapi milik Sukidi (65).

Akibat dari serangan harimau ini petani merugi hingga puluhan juta, selain itu juga membuat warga setempat resah dan ketakutan.
 

Pewarta: Zubir

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019