Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas mahasiswa untuk rakyat (SMUR) melakukan aksi demo di gedung DPRK Lhokseumawe, Senin, yang menuntut pelaksanaan Qanun Retribusi Pasar Inpres yang diduga terjadi penyelewengan.

Aksi demo berlangsung panas dan terjadi saling dorong mendorong antara mahasiswa dengan petugas kepolisian dan Satpol PP.

Para pendemo tidak ingin berdialog dengan Wakil Ketua DPRK Lhokseumawe, akan tetapi ingin bertemu langsung dengan Ketua DPRK Lhokseumawe Ismail A Manaf.

“Ini gedung rakyat, jangan pernah halangi kami untuk masuk dan bertemu ketua dewan, gedung ini milik kita bersama,” teriak pendemo saat petugas mencoba mengalangi mereka menemui Ketua DPRK Lhokseumawe.

Koordinator aksi Riski Rahmatullah mengatakan kedatangan mereka ke gedung dewan merupakan lanjutan dari aksi yang sebelumnya digelar di Kantor Wali Kota Lhokseumawe yaitu menuntut pemerintah untuk menindaklanjuti dugaan penyelewengan dan terkait qanun retribusi yang hingga saat ini belum juga dijalankan.

“Kami menuntut implementasi Qanun Retribusi Pasar di Kota Lhokseumawe secara transparan terhadap pedagang. Kami juga menuntut DPRK Lhokseumawe untuk mendesak Kadis Perindagkop agar segera melunasi janjinya untuk pendataan ulang pasar Inpres,” katanya.

Kemudian, kata Riski, pihaknya meminta kepada DPRK Lhokseumawe untuk turun langsung ke pasar agar mengkroscek implementasi Qanun Retribusi Pasar di Kota Lhokseumawe.

“DPRK Lhokseumawe harus turun langsung ke pasar untuk melihat secara langsung kondisi persoalan yang terjadi,” kata Riski.

Sementara itu, saat menemui pendemo, Ketua DPRK Lhokseumawe Ismail A Manaf mengucapkan terimakasih kepada mahasiswa yang telah datang ke gedung dewan untuk menyampaikan aspirasi.

Ia juga meminta maaf atas keterlambatannya untuk menemui mereka.

“Kami berjanji akan menindaklanjuti apa yang menjadi tuntutan dari adik-adik mahasiswa dan akan turun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi sesungguhnya pada persoalan ini,” kata Ismail.

Selanjutnya, untuk menindaklanjuti tuntutan pendemo, Ketua DPRK Ismail dan Wakil Ketua Irwan Yusuf langsung turun ke lapangan untuk menjumpai pedagang, guna untuk mengetahui persoalan yang sebenarnya.

Menurut Irwan, laporan yang disampaikan pedagang terkait pendataan dan retribusi sudah mulai tertib.

Namun ada beberapa pedagang yang mengeluhkan tentang ketidaktransparan retribusi bagi pedagang yang berjualan di pinggir jalan.

“Memang masih ada beberapa pedagang yang masih ragu-ragu memberi keterangan kepada kami. Apakah karena pedagang tersebut takut atau bagaimana, itu yang tidak kami tau. Ada juga pedagang yang jualan di atas parit jalan meminta kepada kami bahwa apabila ada penertiban sabaiknya memberitahu terlebih dahulu agar dapat memindahkan barang-barang mereka,” sebut Irwan.
 

Pewarta: Dedy Syahputra

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019