Seratusan warga yang merupakan penduduk di sekitar Situs Tsunami Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) memperingati 15 tahun peristiwa gempa bumi disertai gelombang tsunami dengan melakukan zikir, tausiyah, dan doa bersama di depan PLTD tersebut.
Dari pantauan di lokasi acara kegiatan ibadah tersebut digelar dalam rangka mengenang peristiwa dahsyat 15 tahun silam yang dipusatkan di Masjid Subulussalam berhadapan Situs Tsunami PLTD Apung di Gampong (Desa) Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh, Kamis (26/12)
"Warga berdatangan sejak pagi, sedangkan acara zikir, tausiyah, dan ditutup doa bersama yang dibawakan oleh tengku (ustadz) sekitar pukul 8," kata Deny Hadiansyah (35), warga setempat.
Ia mengaku, penduduk setempat menggelar kegiatan ini secara bersama bertujuan agar anggota keluarga mereka yang kena musibah gempa bumi dan tersapu gelombang tsunami diberikan tempat yang terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
Peristiwa yang terjadi pada 26 Desember 2004, lanjutnya, tidak hanya membekas dalam ingatan. Tetapi goncangan gempa bumi, dan terjangan gelombang lautan tersebut juga menyisakan jejak kelam hingga kini.
"Kapal memiliki bobot 2.600 ton ini, sebelumnya berada di laut atau pelabuhan penyeberangan Ulee Lheue. Namun Pada sekitar pukul 8.45 WIB, kapal ini terhempas oleh gelombang tsunami ke gampong kami sejauh lima kilometer," terangnya sembari menunjuk dengan jari tangan PLTD Apung.
Seperti diketahui, kapal PLTD Apung tersebut memiliki panjang 63 meter dengan lebar 19 meter yang berfungsi mengaliri listrik sekitar 10 Mega Watt.
"Anggota keluarga saya banyak yang meninggal, tapi tidak dengan ibu saya. Tetapi kejadian itu sudah saya ikhlaskan. Saya berharap Banda Aceh khususnya, dan Provinsi Aceh umumnya agar berubah ke arah yang lebih baik," ucap Deny.
Rizky (27), petugas PLTD Apung dari dalam pagar mengatakan, selama kegiatan peringatan tsunami berlangsung di Mesjid Subulussalam, maka aktivitas pengunjung dihentikan sementara.
Kabar kemegahan kapal PLTD Apung tersebut cepat tersiar seantero dunia, dan mampu menarik minat wisatawan baik dalam dan luar negeri berkunjung.
"Akhir tahun seperti saat ini, biasanya lonjakan pengunjung di PLTD Apung terjadi. Selain hari raya Idul Fitri yang pengunjung bisa mencapai ribuan orang dalam sehari," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
Dari pantauan di lokasi acara kegiatan ibadah tersebut digelar dalam rangka mengenang peristiwa dahsyat 15 tahun silam yang dipusatkan di Masjid Subulussalam berhadapan Situs Tsunami PLTD Apung di Gampong (Desa) Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh, Kamis (26/12)
"Warga berdatangan sejak pagi, sedangkan acara zikir, tausiyah, dan ditutup doa bersama yang dibawakan oleh tengku (ustadz) sekitar pukul 8," kata Deny Hadiansyah (35), warga setempat.
Ia mengaku, penduduk setempat menggelar kegiatan ini secara bersama bertujuan agar anggota keluarga mereka yang kena musibah gempa bumi dan tersapu gelombang tsunami diberikan tempat yang terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
Peristiwa yang terjadi pada 26 Desember 2004, lanjutnya, tidak hanya membekas dalam ingatan. Tetapi goncangan gempa bumi, dan terjangan gelombang lautan tersebut juga menyisakan jejak kelam hingga kini.
"Kapal memiliki bobot 2.600 ton ini, sebelumnya berada di laut atau pelabuhan penyeberangan Ulee Lheue. Namun Pada sekitar pukul 8.45 WIB, kapal ini terhempas oleh gelombang tsunami ke gampong kami sejauh lima kilometer," terangnya sembari menunjuk dengan jari tangan PLTD Apung.
Seperti diketahui, kapal PLTD Apung tersebut memiliki panjang 63 meter dengan lebar 19 meter yang berfungsi mengaliri listrik sekitar 10 Mega Watt.
"Anggota keluarga saya banyak yang meninggal, tapi tidak dengan ibu saya. Tetapi kejadian itu sudah saya ikhlaskan. Saya berharap Banda Aceh khususnya, dan Provinsi Aceh umumnya agar berubah ke arah yang lebih baik," ucap Deny.
Rizky (27), petugas PLTD Apung dari dalam pagar mengatakan, selama kegiatan peringatan tsunami berlangsung di Mesjid Subulussalam, maka aktivitas pengunjung dihentikan sementara.
Kabar kemegahan kapal PLTD Apung tersebut cepat tersiar seantero dunia, dan mampu menarik minat wisatawan baik dalam dan luar negeri berkunjung.
"Akhir tahun seperti saat ini, biasanya lonjakan pengunjung di PLTD Apung terjadi. Selain hari raya Idul Fitri yang pengunjung bisa mencapai ribuan orang dalam sehari," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019