Ratusan hektar lahan sawah produktif di kawasan Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar mengalami kekeringan sejak tiga pekan terakhir akibat musim kemarau serta kerusakan irigasi daerah setempat.
Kondisi ini menyebabkan para petani kesulitan mendapatkan sumber air, sehingga bibit padi yang sudah ditanam terpaksa harus segera dicabut meskipun tidak tumbuh sempurna.
"Bibit padi ini sudah berumur 28 hari, kalau enggak kekeringan bibit ini bisa tumbuh lebih tinggi lagi. Ini daunnya sudah kering seperti ini, kalau kekeringan ini berlanjut mana bisa pakai lagi," kata Darmiati petani di Desa Lamme Garot, Kecamatan Montasik, Aceh Besar, Senin.
Dia menyebutkan dirinya terpaksa harus mencabut bibit padi tersebut sesegera mungkin, dan memindahkannya ke desa lain yang tersedia sedikit air. Kalau tidak maka bibit tidak bisa digunakan sama sekali.
Selain akibat kemarau yang melanda sejak 20 hari terakhir, kekeringan juga dipicu karena irigasi di kawasan Tanoh Abee, Seulimum, Aceh Besar yang selama ini mengairi sawah mereka rusak saluran induk pengairannya, termasuk lahan sawah di kawasan Darussalam terkena dampak.
"Kami dengar informasi dari mulut ke mulut, katanya Rabu nanti akan dialiri air irigasi, itu enggak pasti juga," katanya.
Warga Lamme Garot lainnya, Nur Aida mengharapkan Pemerintah Aceh Besar untuk segera mengambil tindakan, dalam upaya mengatasi kekeringan di area persawahan masyarakat.
"Kita berharap irigasi yang putus (rusak) itu segera diperbaiki, biar cepat ada air. Ini hujan pun enggak ada, mana bisa pakai lagi bibit, padahal bibit ini sudah bisa ditanam," katanya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh Safrizal mengatakan pemerintah tengah mengembangkan program peningkatan indeks pertanaman padi atau dikenal IP300, bagi daerah yang memiliki kecukupan air dan irigasi.
"Program pengembangan padi indeks pertanaman IP300 ini, program prioritas, kita akan tanam padi dalam setahun tiga kali," katanya.
Ada empat daerah yang menjadi titik pelaksanaan program ini, termasuk Kabupaten Aceh Besar dengan luas lahan 500 hektar, kemudian Aceh Utara 500 hektare, Pidie Jaya 300 hektare, dan Aceh Barat Daya 300 hektare.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
Kondisi ini menyebabkan para petani kesulitan mendapatkan sumber air, sehingga bibit padi yang sudah ditanam terpaksa harus segera dicabut meskipun tidak tumbuh sempurna.
"Bibit padi ini sudah berumur 28 hari, kalau enggak kekeringan bibit ini bisa tumbuh lebih tinggi lagi. Ini daunnya sudah kering seperti ini, kalau kekeringan ini berlanjut mana bisa pakai lagi," kata Darmiati petani di Desa Lamme Garot, Kecamatan Montasik, Aceh Besar, Senin.
Dia menyebutkan dirinya terpaksa harus mencabut bibit padi tersebut sesegera mungkin, dan memindahkannya ke desa lain yang tersedia sedikit air. Kalau tidak maka bibit tidak bisa digunakan sama sekali.
Selain akibat kemarau yang melanda sejak 20 hari terakhir, kekeringan juga dipicu karena irigasi di kawasan Tanoh Abee, Seulimum, Aceh Besar yang selama ini mengairi sawah mereka rusak saluran induk pengairannya, termasuk lahan sawah di kawasan Darussalam terkena dampak.
"Kami dengar informasi dari mulut ke mulut, katanya Rabu nanti akan dialiri air irigasi, itu enggak pasti juga," katanya.
Warga Lamme Garot lainnya, Nur Aida mengharapkan Pemerintah Aceh Besar untuk segera mengambil tindakan, dalam upaya mengatasi kekeringan di area persawahan masyarakat.
"Kita berharap irigasi yang putus (rusak) itu segera diperbaiki, biar cepat ada air. Ini hujan pun enggak ada, mana bisa pakai lagi bibit, padahal bibit ini sudah bisa ditanam," katanya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh Safrizal mengatakan pemerintah tengah mengembangkan program peningkatan indeks pertanaman padi atau dikenal IP300, bagi daerah yang memiliki kecukupan air dan irigasi.
"Program pengembangan padi indeks pertanaman IP300 ini, program prioritas, kita akan tanam padi dalam setahun tiga kali," katanya.
Ada empat daerah yang menjadi titik pelaksanaan program ini, termasuk Kabupaten Aceh Besar dengan luas lahan 500 hektar, kemudian Aceh Utara 500 hektare, Pidie Jaya 300 hektare, dan Aceh Barat Daya 300 hektare.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020