Nagan Raya (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, memberi teguran kepada PT Ensem Lestari selaku pabrik pengolah kelapa sawit (PKS) karena diduga membeli tandan buah segar (TBS) petani dengan harga rendah, tidak sesuai ketetapan pemerintah.
“Perusahaan ini kita tegur karena mereka membeli TBS kelapa sawit petani di harga Rp2.640,- per kilogram. Harusnya TBS dibeli dengan harga Rp2.700,- per kilogram,” kata Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Bustami kepada ANTARA, Jumat.
Menurutnya, pembelian TBS kelapa sawit milik petani di harga Rp2.640 per kilogram tersebut telah menyebabkan kerugian bagi petani, karena membeli TBS di bawah harga yang ditetapkan sebesar Rp2.700,- per kilogram.
Baca juga: Pemkab Aceh Barat surati perusahaan sawit bayar THR
Selain itu, pembelian tersebut juga berada di bawah rendemen sebesar 17,78 persen atau di harga Rp2.640,- per kilogram.
Atas pelanggaran tersebut, kata Bustami, Pemerintah Kabupaten Nagan Raya Aceh meminta kepada PT Ensem Lestari agar dapat membuat dasar pembelian TBS secara tertulis, dan menyampaikan kepada pemeintah daerah pada kesempatan pertama disertai bukti pendukung.
Pemerintah Kabupaten Nagan Raya Aceh juga meminta PT Ensem Lestari agar dapat membeli TBS kelapa sawit petani sesuai dengan penetapan yang telah ditentukan oleh Tim Penetapan dan Pemantauan Harga Pembelian TBS Provinsi Aceh.
Bustami mengatakan tindakan yang dilakukan oleh pihak perusahaan membeli TBS dengan harga murah, juga melanggar keputusan Gubernur Aceh Nomor: 525/1109/2022 tanggal 10 Agustus 2022 tentang Pembentukan Tim Penetapan Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Produksi Pekebun di Aceh.
Sementara itu, Humas PT Ensem Lestari M Limin yang dikonfirmasi terpisah guna mendapatkan keterangan terkait teguran oleh Pemkab Nagan Raya, hingga berita ini ditulis belum menanggapi upaya konfirmasi yang dikirim melalui aplikasi perpesanan WhatsApp miliknya.
Saat dihubungi melalui saluran telepon WhatsApp miliknya juga tidak terhubung.
Baca juga: Empat strategi Indonesia dorong hilirisasi sawit