Kelompok Sunda Empire di Aceh ternyata sudah ada sejak lama, namun dulunya lebih dikenal bernama DEC atau Development Committee.
Kapolres Bener Meriah AKBP Siswoyo Adi Wijaya Sik melalui Kasubag Humas Ipda Suci, Selasa, mengatakan bahwa berdasarkan keterangan seorang petinggi Sunda Empire Aceh di Bener Meriah menyebutkan kelompok tersebut dulunya memang bernama DEC sebelum akhirnya heboh dengan nama Sunda Empire sekarang.
"Dia katakan kalau di tingkat pusat, di Bandung itu, namanya Sunda Empire, tapi kalau di tingkat kabupaten itu namanya DEC," kata Ipda Suci mengulang pernyataan petinggi Sunda Empire di Bener Meriah.
Baca juga: Polisi naikkan status kasus Sunda Empire menjadi tingkat penyidikan
Petinggi dimaksud adalah seorang warga Bener Meriah bernama Ismail yang baru-baru ini video kegiatannya bersama kelompok Sunda Empire di Kabupaten Aceh Utara viral di media sosial.
Dalam kepangkatan Sunda Empire, Ismail disebut berpangkat mayor jendral atau bintang dua.
Baca juga: Pengamat imbau media tidak beri panggung kerajaan-kerajaan aneh
"Dia itu pimpinan nusantara satu, membawahi Aceh, Tanah Karo, sampai ke Malaysia, katanya," sebut Ipda Suci.
Polres Bener Meriah kata Ipda Suci baru-baru ini telah memanggil Ismail untuk dimintai keterangan di Mapolres setempat.
Namun pemanggilan itu hanya untuk dimintai keterangan terkait kegiatan Ismail bersama kelompoknya dalam vidoe yang sempat viral.
"Dia menjelaskan bahwa dia itu bergabung dengan Sunda Empire itu yang dulu namanya itu DEC. Katanya kegiatannya adalah kegiatan kemanusiaan dan juga kegiatan sosial, katanya gitu. Kita tanya anggarannya katanya dananya itu akan cair nanti melalui bank swiss," tutur Iptu Suci.
"Jadi anggotanya hanya yang dari DEC dulu, ada sekitar seratusan. Cuma belum tentu lagi yang DEC dulu itu ikut lagi ke Sunda Empire sekarang," ujarnya lagi.
Menurut Ipda Suci kelompok Ismail memang tidak pernah melakukan penggalangan dana atau pengutipan uang dari anggotanya.
Polres setempat juga tidak menemukan persoalan hukum dalam hal ini menyangkut keberadaan kelompok tersebut.
"Dikutip-kutip duit gak ada, dijanjikan gak ada, cuma nanti itu tadi, akan ada bantuan dari swiss bank itu. Yang katanya akan cair pada 15 Agustus 2020," kata Ipda Suci.
Selain itu hingga saat ini kata Ipda Suci pihaknya juga tidak pernah menerima laporan dari masyarakat yang merasa dirugikan oleh kemlompok tersebut.
"Tapi kalau seiring jalan nanti ada masyarakat yang mengadu itu gak tahu kita, tapi sejauh ini gak ada. Kita tanya juga sama beberapa orang anggotanya, mereka tidak ada diminta duit, mereka mau bergabung itu hanya dengan iming-iming tadi, akan dapat bantuan dari bank swiss tadi itu," sebut Ipda Suci.
Lanjutnya kelompok Sunda Empire di Bener Meriah saat ini juga sudah vakum sejak tahun 2017.
Namun dalam hal ini kata Ipda Suci pihaknya tetap mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah terpengaruh dengan suatu kelompok atau organisasi dengan iming-iming tertentu.
"Yang mengiming-imingkan itu kadang-kadang tidak masuk akal," ucap Ipda Suci.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
Kapolres Bener Meriah AKBP Siswoyo Adi Wijaya Sik melalui Kasubag Humas Ipda Suci, Selasa, mengatakan bahwa berdasarkan keterangan seorang petinggi Sunda Empire Aceh di Bener Meriah menyebutkan kelompok tersebut dulunya memang bernama DEC sebelum akhirnya heboh dengan nama Sunda Empire sekarang.
"Dia katakan kalau di tingkat pusat, di Bandung itu, namanya Sunda Empire, tapi kalau di tingkat kabupaten itu namanya DEC," kata Ipda Suci mengulang pernyataan petinggi Sunda Empire di Bener Meriah.
Baca juga: Polisi naikkan status kasus Sunda Empire menjadi tingkat penyidikan
Petinggi dimaksud adalah seorang warga Bener Meriah bernama Ismail yang baru-baru ini video kegiatannya bersama kelompok Sunda Empire di Kabupaten Aceh Utara viral di media sosial.
Dalam kepangkatan Sunda Empire, Ismail disebut berpangkat mayor jendral atau bintang dua.
Baca juga: Pengamat imbau media tidak beri panggung kerajaan-kerajaan aneh
"Dia itu pimpinan nusantara satu, membawahi Aceh, Tanah Karo, sampai ke Malaysia, katanya," sebut Ipda Suci.
Polres Bener Meriah kata Ipda Suci baru-baru ini telah memanggil Ismail untuk dimintai keterangan di Mapolres setempat.
Namun pemanggilan itu hanya untuk dimintai keterangan terkait kegiatan Ismail bersama kelompoknya dalam vidoe yang sempat viral.
"Dia menjelaskan bahwa dia itu bergabung dengan Sunda Empire itu yang dulu namanya itu DEC. Katanya kegiatannya adalah kegiatan kemanusiaan dan juga kegiatan sosial, katanya gitu. Kita tanya anggarannya katanya dananya itu akan cair nanti melalui bank swiss," tutur Iptu Suci.
"Jadi anggotanya hanya yang dari DEC dulu, ada sekitar seratusan. Cuma belum tentu lagi yang DEC dulu itu ikut lagi ke Sunda Empire sekarang," ujarnya lagi.
Menurut Ipda Suci kelompok Ismail memang tidak pernah melakukan penggalangan dana atau pengutipan uang dari anggotanya.
Polres setempat juga tidak menemukan persoalan hukum dalam hal ini menyangkut keberadaan kelompok tersebut.
"Dikutip-kutip duit gak ada, dijanjikan gak ada, cuma nanti itu tadi, akan ada bantuan dari swiss bank itu. Yang katanya akan cair pada 15 Agustus 2020," kata Ipda Suci.
Selain itu hingga saat ini kata Ipda Suci pihaknya juga tidak pernah menerima laporan dari masyarakat yang merasa dirugikan oleh kemlompok tersebut.
"Tapi kalau seiring jalan nanti ada masyarakat yang mengadu itu gak tahu kita, tapi sejauh ini gak ada. Kita tanya juga sama beberapa orang anggotanya, mereka tidak ada diminta duit, mereka mau bergabung itu hanya dengan iming-iming tadi, akan dapat bantuan dari bank swiss tadi itu," sebut Ipda Suci.
Lanjutnya kelompok Sunda Empire di Bener Meriah saat ini juga sudah vakum sejak tahun 2017.
Namun dalam hal ini kata Ipda Suci pihaknya tetap mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah terpengaruh dengan suatu kelompok atau organisasi dengan iming-iming tertentu.
"Yang mengiming-imingkan itu kadang-kadang tidak masuk akal," ucap Ipda Suci.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020