Anggota DPR Aceh Nora Idah Nita bertekad untuk mengembangkan komoditas nilam di Kabupaten Aceh Tamiang guna mendukung peningkatan ekonomi dan menurunkan angka kemiskinan di provinsi setempat.

"Nilam memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Aceh karena komoditas ini memiliki harga yang tinggi di pasaran dan telah terjamin untuk pangsa pasarnya untuk saat ini," katanya di Darussalam Banda Aceh, Senin.

Pernyataan itu disampaikannya usai mendengar langsung terkait pengembangan dan keunggulan komoditas nilam Aceh yang disampaikan Kepala Atsiri Research Center (ARC)- Pusat Unggulan Iptek Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala, Saifullah Muhammad.

Ia menjelaskan dengan prospek komoditas nilam Aceh yang kualitas terbaik dunia dengan harga rata-rata minyak nilam saat ini bisa mencapai Rp500 ribu per kilogram sangat tertarik untuk dikembang di daerah pemilihannya khususnya dan Aceh umumnya.

"Aceh memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan baik sektor perikanan, perkebunan dan pertanian, jika ini dikembangkan dengan baik maka akan berdampak positif untuk kemakmuran rakyat," katanya.

Ia menjelaskan dengan potensi nilam yang harganya sangat menjanjikan dan saat ini sudah ada sejumlah perusahaan yang berkerja sama langsung dengan Unsyiah untuk menampung minyak nilam Aceh, diriya berkeinginan untuk memasukkan nilam sebagai salah satu dari program aspirasinya.

"Saya minta agar ARC dapat melakukan peninjauan terhadap areal yang cocok untuk pengembangan nilam Aceh sehingga nantinya dirinya dapat memprogramkan pengembangan ini pada tahun anggaran 2021," katanya.

Menurut dia pengembangan nilam yang ingin dikembangkan di Kabupaten Aceh Tamiang khususnya tidak hanya pada penanaman dan penyulingan, tapi juga dapat dilaksanakan pada turunan nilam seperti parfum dan produk lainnya.

"Ini bertujuan agar masyarakat yang terlibat langsung dalam pengembangan nilam ini dapat menikmati langsung nilai tambah dari produk yang dihasilkan, kita juga bertekad untuk melatih para masyarakat yang ada di Aceh Tamiang untuk pengembangan dan juga membuat turunan nilan dengan bekerja sama dengan semua pihak khusunya ARC-PUI Nilam Aceh Unsyiah," kata Politisi Partai Demokrat tersebut.

Ia menyatakan dirinya saat ini terus berupaya mencari skema yang tepat untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui program-program berkelanjutan yang dicanangkan oleh pemerintah.

Kepala Atsiri Research Center (ARC)- Pusat Unggulan Iptek Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala, Saifullah Muhammad mengatakan untuk mengembalikan kejayaan nilam Aceh, pihaknya telah bekerja sama dengan sejumlah eksportir dalam dan luar negeri untuk kepastian harga.

"Masyarakat tidak perlu khawatir lagi untuk harga nilam saat ini, sebab sudah ada perusahaan yang siap menampung hasil panen milik petani dengan harga rata-rata saat ini Rp600 ribu sampai Rp650 ribu per kilogram dan dari kajian kita sebelumnya harga rata-rata Rp500 ribu per kilogram dan harga ini terus mengalami peningkatan" katanya.

Menurut dia kerja sama yang dibangun oleh Unsyiah khususnya dengan sejumlah perusahaan asing khususnya asal Perancis bertujuan agar harga komoditas tersebut dapat dibeli dengan harga pantas sesuai dengan pasar bukan seperti sebelumnya.

Ia menambahkan untuk meningkatkan produksi nilam Aceh, pihaknya juga bekerja sama dengan sejumlah pemerintah daerah guna pengembangan nilam yang nantinya dapat berdampak langsung untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

"Kami siap memberikan pendampingan kepada pemerintah kabupaten di Aceh dan juga masyarakat daalam pengembangan nilam Aceh. Nilam Aceh memiliki keunikan sehingga banyak dilirik pasar internasional salah satunya Perancis," katanya.

Dalam kunjungan ke ARC-PIU Nilam Aceh Unsyiah dan turun mengunjungi nilam innovation park yang berlokasi di Unsyiah, Nora juga turut didampingi sejumlah peneliti BPTP Aceh, Basri A Bakar dan Abdul Aziz serta Dekan Pertanian Universitas Abulyatama (Unaya) Aceh, Elvrida Rosa.

Pewarta: Muhammad Ifdhal

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020