Dandim 0104/Aceh Timur Letkol Czi Hasanul Arifin Siregar mengajak semua pihak agar bekerja sama dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) karena sudah menjadi suatu bencana yang tidak bisa di tanggulangi oleh satu pihak saja.
“Untuk itu perlu kerja sama semua pihak baik militer, sipil maupun masyarakat menuju suatu daerah bebas asap, ” katanya disela-sela apel siaga gabungan personel dan peralatan dalam penanggulangan bencana alam dan lahan di Kota Langsa, Kamis (27/2).
Baca juga: Lagislator minta Pemkab Abdya sosialisasi pencegahan Karhutla
Lanjutnya, dari pihak TNI telah melakukan pencegahan di desa yang rawan dengan menyosialisasikan kepada masyarakat dan penanganan dini bila terjadi Karhutla.
"Tantangan besar sudah menanti, sinergitas para stakeholder perlu dijaga untuk memastikan Kota Langsa tanpa Karhutla dan kabut asap," ujarnya.
Baca juga: Polres Lhokseumawe tingkatkan pencegahan Karhutla
Sementara, Wali Kota Langsa Usman Abdullah selaku Inspektur apel siaga mengatakan, bencana alam yang terjadi di wilayah Indonesia yaitu bencana metrologi dan klimatologi seperti bencana banjir, tanah longsor serta kebakaran hutan dan lahan, sehingga perlu adanya kesiap-siagaan kita sebagai pemerintah daerah.
"Setiap bencana, hal itu terjadi karena efek global warning, perubahan iklim dunia yang terjadi selama ini sehingga kejadiannya tidak bisa diprediksi oleh pihak Badan Meteorologi dan Geofisika," katanya.
Oleh karena itu, dalam menanggulangi bencana tersebut harus mempunyai tiga motto yaitu siap, tanggap dan galang dalam mengatasinya. Siap artinya kita harus siap tanggap terhadap kemungkinan terjadi.
Kemudian, tanggap artinya harus merespon setiap kejadian bencana tersebut dan galang artinya harus mengatasi kejadian tersebut dengan menggalang stakeholders ataupun masyarakat di lokasi bencana sehingga setiap kejadian bencana dapat segera diatasi.
Kegiatan tersebut juga ditandai dengan simulasi siaga bencana oleh personel Basarnas dan BPBD Kota Langsa, serta pengecekan kendaraan dan peralatan oleh unsur Forkopimda Kota Langsa dan instansi terkait.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
“Untuk itu perlu kerja sama semua pihak baik militer, sipil maupun masyarakat menuju suatu daerah bebas asap, ” katanya disela-sela apel siaga gabungan personel dan peralatan dalam penanggulangan bencana alam dan lahan di Kota Langsa, Kamis (27/2).
Baca juga: Lagislator minta Pemkab Abdya sosialisasi pencegahan Karhutla
Lanjutnya, dari pihak TNI telah melakukan pencegahan di desa yang rawan dengan menyosialisasikan kepada masyarakat dan penanganan dini bila terjadi Karhutla.
"Tantangan besar sudah menanti, sinergitas para stakeholder perlu dijaga untuk memastikan Kota Langsa tanpa Karhutla dan kabut asap," ujarnya.
Baca juga: Polres Lhokseumawe tingkatkan pencegahan Karhutla
Sementara, Wali Kota Langsa Usman Abdullah selaku Inspektur apel siaga mengatakan, bencana alam yang terjadi di wilayah Indonesia yaitu bencana metrologi dan klimatologi seperti bencana banjir, tanah longsor serta kebakaran hutan dan lahan, sehingga perlu adanya kesiap-siagaan kita sebagai pemerintah daerah.
"Setiap bencana, hal itu terjadi karena efek global warning, perubahan iklim dunia yang terjadi selama ini sehingga kejadiannya tidak bisa diprediksi oleh pihak Badan Meteorologi dan Geofisika," katanya.
Oleh karena itu, dalam menanggulangi bencana tersebut harus mempunyai tiga motto yaitu siap, tanggap dan galang dalam mengatasinya. Siap artinya kita harus siap tanggap terhadap kemungkinan terjadi.
Kemudian, tanggap artinya harus merespon setiap kejadian bencana tersebut dan galang artinya harus mengatasi kejadian tersebut dengan menggalang stakeholders ataupun masyarakat di lokasi bencana sehingga setiap kejadian bencana dapat segera diatasi.
Kegiatan tersebut juga ditandai dengan simulasi siaga bencana oleh personel Basarnas dan BPBD Kota Langsa, serta pengecekan kendaraan dan peralatan oleh unsur Forkopimda Kota Langsa dan instansi terkait.
Editor : Heru Dwi Suryatmojo
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020