Aceh Jaya memang memiliki daya tarik wisata, daerah yang terletak di pesisir Barat-Aceh tersebut mampu menghipnotis pendatang dengan keindahan dan pesona alam laut yang masih sangat alami.

Puncak Gunung Keutapang, Desa Keutapang, Kecamatan Krueng Sabee Calang Aceh Jaya kini menjadi spot wisata baru dengan menyuguhkan pemandangan alam yang menawan dan menikmati keindahan sunset dari ketinggian lebih kurang 20 meter dari permukaan laut.

Bekas jalan nasional Banda Aceh - Meulaboh yang sempat hancur akibat diterjang tsunami Aceh 2004 silam kini nyaris macet di setiap sore hari jelang malam meskipun fasilitas di tempat tersebut belum tersedia.

Jalan yang tembus langsung ke objek wisata Pasie Luah tersebut dibangun kembali Pemerintah Aceh Jaya pada tahun 2019 kini seakan hidup kembali apalagi menjelang akhir pekan.

Salah seorang pengunjung Rahmi (23) warga Kabupaten Aceh Barat menyampaikan bahwa dirinya bersama keluarga menyempatkan diri untuk berkunjung ke Puncak Gunung Ketapang menikmati sunset setelah melihat postingan di facebook.

"Kami pulang dari Banda Aceh, sampai ke sini sudah sore jadi saya ajak mampir untuk berswafoto di Puncak Gunung Ketapang ini," kata Rahmi, Minggu (1/3).

Ia menyampaikan memang keindahan alam dari puncak gunung memang sangat menawan apalagi untuk berswafoto khususnya para remaja.

"Pemandangannya indah bangat bang, apalagi saat ada sunset," kata Rahmi.
Suasana jalan dengan perpohohan cemara yang rindang di bawah Puncak Gunung Ketapang Kecamatan Krueng sabee Aceh Jaya, Minggu (1/3/2020) ANTARA/Arif Hidayat


Ia berharap ada fasilitas pendukung seperti tempat duduk dan fasilitas lainnya dibangun di atas puncak tersebut sehingga lebih indah lagi.

"Kalau pemandangan khusus wilayah barat ini lumayan indah, tinggal bagaimana cara dikelola dengan baik saja," kata Rahmi.

Sementara itu Ketua Pegiat Wisata Aceh Jaya, Almuzzammil menyampaikan bahwa Puncak Gunung Keutapang satu-satunya spot swafoto alami yang paling diminati oleh warga Aceh Jaya Calang khususnya.

Selain aksesnya dekat dengan ibu kota Calang, jalurnya pun tidak terganggu oleh pelintas, karena rata-rata yang melewati jalur ini khusus ingin menikmati sunset di sore hari.

"Walaupun kadang-kadang macet, tapi tidak terganggu bagi pelintas jalur umum, dan macet pun karena disebabkan oleh para pengunjung itu sendiri," kata Almuzammil.

Dirinya berharap pemerintah ke depan harus mengembangkan tempat ini baik itu pondok kuliner maupun fasilitas umum lainnya, sehingga ke depan area ini menjadi spot wisata baru yang berbasis syariah di Aceh Jaya.

"Kita juga imbau bagi pengunjung harus membatasi waktu kunjungannya, karena selama ini kita pantau semakin sore semakin banyak pengunjung bahkan hingga waktu Shalat Magrib tiba tapi pengunjungnya juga masih ada," tutup Almuzzammil.

Kini puluhan objek wisata telah terbentuk secara alami di Aceh Jaya, itupun karena kesungguhan para penggiat wisata dan juga masyarakat sendiri yang berusaha membuka secara swadaya.

Meskipun kawasan wisata yang begitu indah terbentang namun hingga saat ini pemerintah setempat khususnya dinas yang membidangi wisata belum mampu mengelola dengan baik kawasan wisata di Aceh Jaya yang semestinya mampu meningkatkan pndapatan asli Daerah (PAD) yang begitu besar.

Mungkinkah wisata di Aceh Jaya akan terus berkembang dan dikelola dengan baik oleh pemerintah setempat atau hanya sebatas hayalan dan harapan, kita tunggu actionnya.!
 

Pewarta: Arif Hidayat

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020