Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan (Distanbunak) Aceh Tamiang menyebutkan, penjualan hewan ternak sapi dan kerbau di pasar hewan setempat terjadi penurunan sebagai dampak dari mewabahnya virus corona baru (COVID-19).
"Jadi adanya wabah COVID-19 ini, berdampak juga pada transaksi di pasar hewan akan daya beli masyarakat yang turun," tegas Kepala Distanbunak Aceh Tamiang, Yunus di Kualasimpang, Jumat
Ia mengatakan, berdasarkan data transaksi hewan ternak baik sapi dan kerbau maupun kambing dan domba terjadi di Pasar Hewan, Kampung (Desa) Ie Bintah, Kecamatan Manyak Payed, Aceh Tamiang, menunjukkan daya beli masyarakat melemah sepanjang tahun ini.
Dalam dua pekan terakhir, ia mencontohkan, pada Kamis (9/4), atau pekan lalu jumlah keempat hewan yang masuk ke Pasar Hewan Manyak Payed sebanyak 205 ekor, sedangkan terjual 85 ekor sapi dan kerbau serta 21 ekor kambing dan domba.
Transaksi yang terjadi pada Kamis (16/4), atau pekan ini dengan jumlah sapi dan kerbau yang masuk ke pasar hewan setempat total berjumlah 462 ekor, sedangkan yang terjual hanya 76 ekor sapi dan kerbau, serta 36 ekor kambing dan domba.
"Terkait harga ternak, sapi lokal rerata dijual agen antara Rp7 juta hinggaRp10 juta/ekor. Kalau kambing kacang di bawah Rp1juta, dan hewan ternak di pasarkan ini didatangkan dari daerah Aceh hingga Sumatera Utara," sebut dia.
Padahal pekan ini, lanjutnya, merupakan pekanan pasar hewan terakhir, sehingga terlihat lebih ramai pengunjung terutama pedagang dan pembeli. Karena pekan depan dipastikan pasar hewan setengah tidak buka akibat bertepatan dengan hari "meugang" bulan puasa.
"Meski aktivitas jual beli di Pasar Hewan Manyak Payed jelang bulan Ramadan tampak ramai, namun daya beli masyarakat sangat lemah. Daya beli yang turun ini dapat memicu harga daging ketika 'meugang' puasa tahun ini diprediksi juga akan turun," ungkap dia.
Imbas dari turunnya penjualan ternak di pasar hewan setempat, ia mengaku, mengakibatkan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Bidang Peternakan Distanbunak setempat selama tiga bulan terakhir sulit tercapai.
"Setiap ada kondisi wabah, pasti berdampak pada ekonomi. Contohnya, sejak merebaknya wabah COVID-19 sekitar tiga bulan lalu, maka penjualan sapi maupun kambing setiap pekannya berkurang," tegas Yunus.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
"Jadi adanya wabah COVID-19 ini, berdampak juga pada transaksi di pasar hewan akan daya beli masyarakat yang turun," tegas Kepala Distanbunak Aceh Tamiang, Yunus di Kualasimpang, Jumat
Ia mengatakan, berdasarkan data transaksi hewan ternak baik sapi dan kerbau maupun kambing dan domba terjadi di Pasar Hewan, Kampung (Desa) Ie Bintah, Kecamatan Manyak Payed, Aceh Tamiang, menunjukkan daya beli masyarakat melemah sepanjang tahun ini.
Dalam dua pekan terakhir, ia mencontohkan, pada Kamis (9/4), atau pekan lalu jumlah keempat hewan yang masuk ke Pasar Hewan Manyak Payed sebanyak 205 ekor, sedangkan terjual 85 ekor sapi dan kerbau serta 21 ekor kambing dan domba.
Transaksi yang terjadi pada Kamis (16/4), atau pekan ini dengan jumlah sapi dan kerbau yang masuk ke pasar hewan setempat total berjumlah 462 ekor, sedangkan yang terjual hanya 76 ekor sapi dan kerbau, serta 36 ekor kambing dan domba.
"Terkait harga ternak, sapi lokal rerata dijual agen antara Rp7 juta hinggaRp10 juta/ekor. Kalau kambing kacang di bawah Rp1juta, dan hewan ternak di pasarkan ini didatangkan dari daerah Aceh hingga Sumatera Utara," sebut dia.
Padahal pekan ini, lanjutnya, merupakan pekanan pasar hewan terakhir, sehingga terlihat lebih ramai pengunjung terutama pedagang dan pembeli. Karena pekan depan dipastikan pasar hewan setengah tidak buka akibat bertepatan dengan hari "meugang" bulan puasa.
"Meski aktivitas jual beli di Pasar Hewan Manyak Payed jelang bulan Ramadan tampak ramai, namun daya beli masyarakat sangat lemah. Daya beli yang turun ini dapat memicu harga daging ketika 'meugang' puasa tahun ini diprediksi juga akan turun," ungkap dia.
Imbas dari turunnya penjualan ternak di pasar hewan setempat, ia mengaku, mengakibatkan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Bidang Peternakan Distanbunak setempat selama tiga bulan terakhir sulit tercapai.
"Setiap ada kondisi wabah, pasti berdampak pada ekonomi. Contohnya, sejak merebaknya wabah COVID-19 sekitar tiga bulan lalu, maka penjualan sapi maupun kambing setiap pekannya berkurang," tegas Yunus.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020