Gerhana matahari sebagian yang terjadi akhir bulan Syawal ini benar-benar sempurna mulai dari awal puncak hingga akhir gerhana terlihat jelas melalui alat theodolite, kata Ketua MPU Aceh Timur, Tgk H Muhammad Nur atau Abu Keuniree.
“Mudah-mudahan di balik fenomena alam ini menyimpan hikmah yang baik. Namun harapan kita kepada umat Islam untuk memperbanyak zikir, doa dan meningkatkan ibadah semata-mata lillahi ta’ala, sehingga dijauhkan dari segala malapetaka,"kata Abu Keunire disela-sela menyaksikan gerhana matahari di Masjid Agung Darussalihin Idi, Kabupaten Aceh Timur, Minggu (21/6).
Sebagian masyarakat juga menyaksikan melalui ember berisi air dan kertas kaca.
Ratusan jamaah dari berbagai pelosok menggelar shalat gerhana matahari.
Awalnya para jamaah melaksanakan salat zuhur berjamaah. Lalu jamaah melakukan i’tikaf sambil menunggu puncak gerhana. Setelah dipastikan alat theodolite dipasang di depan masjid kebanggaan masyarakat Aceh Timur itu, lalu jamaah bersama-sama melaksanakan shalat sunat khusuf dua rakaat dan dilanjutkan dengan khutbah gerhana.
Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Aceh Timur, Arijal melalui Kasubbag TU, Akli Zikrullah mengatakan, gerhana matahari yang terjadi di Aceh sesuai dengan Surat Edaran Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, dimana awal kontak matahari terjadi pukul 13.18.09 WIB. Sementara puncak sebagaimana hasil pantauannya berdasarkan alat theodolite terjadi pukul 14.35.21 WIB.
“Akhir gerhana terjadi pukul 15.42.21 WIB,” ujarnya.
Dilanjutkan, lamanya gerhana 2 jam 24 menit dengan posisi gerhana berada 334 derjat sampai 297 derjat dari titik utara.
“Kita sudah meneruskan edaran ini ke seluruh kecamatan untuk dilaksanakan salat gerhana matahari di seluruh masjid-masjid dan mushalla atau rumah. Bahkan jamaah kita imbau agar tetap mematuhi protokol kesehatan ketika beraktifitas di luar rumah, termasuk saat salat gerhana matahari,” pungkas Akli.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
“Mudah-mudahan di balik fenomena alam ini menyimpan hikmah yang baik. Namun harapan kita kepada umat Islam untuk memperbanyak zikir, doa dan meningkatkan ibadah semata-mata lillahi ta’ala, sehingga dijauhkan dari segala malapetaka,"kata Abu Keunire disela-sela menyaksikan gerhana matahari di Masjid Agung Darussalihin Idi, Kabupaten Aceh Timur, Minggu (21/6).
Sebagian masyarakat juga menyaksikan melalui ember berisi air dan kertas kaca.
Ratusan jamaah dari berbagai pelosok menggelar shalat gerhana matahari.
Awalnya para jamaah melaksanakan salat zuhur berjamaah. Lalu jamaah melakukan i’tikaf sambil menunggu puncak gerhana. Setelah dipastikan alat theodolite dipasang di depan masjid kebanggaan masyarakat Aceh Timur itu, lalu jamaah bersama-sama melaksanakan shalat sunat khusuf dua rakaat dan dilanjutkan dengan khutbah gerhana.
Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Aceh Timur, Arijal melalui Kasubbag TU, Akli Zikrullah mengatakan, gerhana matahari yang terjadi di Aceh sesuai dengan Surat Edaran Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, dimana awal kontak matahari terjadi pukul 13.18.09 WIB. Sementara puncak sebagaimana hasil pantauannya berdasarkan alat theodolite terjadi pukul 14.35.21 WIB.
“Akhir gerhana terjadi pukul 15.42.21 WIB,” ujarnya.
Dilanjutkan, lamanya gerhana 2 jam 24 menit dengan posisi gerhana berada 334 derjat sampai 297 derjat dari titik utara.
“Kita sudah meneruskan edaran ini ke seluruh kecamatan untuk dilaksanakan salat gerhana matahari di seluruh masjid-masjid dan mushalla atau rumah. Bahkan jamaah kita imbau agar tetap mematuhi protokol kesehatan ketika beraktifitas di luar rumah, termasuk saat salat gerhana matahari,” pungkas Akli.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020