Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (Diskopukmdag) Kota Banda Aceh menyebutkan, dewasa ini pihaknya sedang mengupayakan sebanyak 507 unit koperasi bergerak di berbagai bidang agar beralih dari konvensional ke syariah di wilayah setempat.

"Jadi target kami, secara bertahap. Untuk tahap awal, kita berharap 50 koperasi itu bisa beralih dari konvesional ke syariah," terang Kepala Diskopukmdag Kota Banda Aceh, M Nurdin di Banda Aceh, Selasa.

Ia menyebut, langkah perkoperasian tersebut sebagai komitmen dalam penerapan Lembaga Keuangan Syariah (LKS), seiring dengan telah disahkannya Qanun (Perda) Nomor 11 tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah di provinsi paling barat Indonesia ini.

Nanti, lanjut dia, semua unit koperasi di Banda Aceh dapat melakukan langkah-langkah persiapan untuk mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/RT) mengikuti kebijakan pemerintah daerah yang beralih ke syariah.

Tentu dipastikan tantangan yang dihadapi oleh koperasi akan lebih berat ke depannya, karena dalam kegiatan usahanya baik bergerak di bidang pembiayaan, investasi maupun simpanan sesuai dengan pola bagi hasil.

"Upaya ini kami harap dapat dukungan semua dari ratusan koperasi di Banda Aceh, dan tentunya kita berharap koperasi-koperasi ini bisa menciptakan peluang-peluang usaha baru untuk menambah dan mengembangkan unit produksinya agar lebih produktif," kata Nurdin.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki dua bulan lalu tahun ini menginginkan agar koperasi di Indonesia menjadi kekuatan ekonomi rakyat dalam pemulihan ekonomi nasional yang pada 12 Juli 2020 usia koperasi Indonesia telah menginjak 73 tahun.

"Mari kita kobarkan semangat dengan menjadikan koperasi sebagai kekuatan ekonomi rakyat dalam pemulihan ekonomi nasional," kata Menteri Teten.

Teten juga berharap agar koperasi di Indonesia mampu menjawab tantangan zaman dan bersaing dengan pelaku ekonomi lainnya.

Ia mengatakan, dewasa ini ketika bangsa Indonesia dihadapkan pada persoalan akibat pandemi COVID-19, pertumbuhan ekonomi nasional mengalami tekanan serius dengan meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran.

"Dunia usaha termasuk koperasi dan UKM mengalami tekanan yang berat dari sisi produksi, pemasaran, dan pembiayaan," katanya.

Teten menambahkan, tantangan baru yang dihadapi dunia perkoperasian nasional tidak sekadar perubahan cara berbisnis yang memanfaatkan teknologi digital dan inovasi produk tetapi juga menjadi momentum untuk menghadirkan visi baru di tengah perubahan sosial ekonomi yang sangat dinamis.

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020