Anjloknya harga jual kopi arabica Gayo selama pandemi COVID-19 telah menyebabkan runtuhnya perekonomian masyarakat di Dataran Tinggi Gayo karena 85 persen masyarakatnya merupakan petani kopi.

Menanggapi kondisi ini, Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Aceh Armia menjelaskan bahwa pandemi global COVID-19 saat ini memang sangat berdampak pada perdagangan kopi dunia, termasuk menyebabkan anjloknya harga jual kopi Gayo.

"Tak hanya kopi Gayo saja, tapi kopi dunia," kata Armia di Takengon, Sabtu.

Menurutnya karena memang 85 persen masyarakat Gayo menggantungkan perekonomiannya pada sektor kopi, maka kondisi sekarang ini memang dirasakan sangat berat bagi masyarakat di daerah itu.

"Berbeda dengan daerah penghasil kopi arabica lainnya di Indonesia, seperti Sintong, Temanggung, dan lainnya. Ekonomi masyarakatnya tidak terlalu berpengaruh, karena kopi bukan penghasilan utama bagi mereka," sebut Armia.

Tapi di sini Armia ingin mengatakan bahwa anjloknya harga kopi Gayo bukan diakibatkan oleh adanya permainan dagang.

Menurutnya negara-negara pengimpor kopi Gayo selama ini memang sedang terpuruk akibat pandemi COVID-19.

"Banyak cafe-cafe di negara tujuan kopi Gayo yang tutup, roaster juga tutup. Dan ada negara buyer kita yang terkena resesi, ini juga sangat berpengaruh," ujarnya.

"Jadi negara-negara buyer seperti Amerika, Eropa Barat, Australia, saat ini memang masih menyetop pembelian. Jika pun ada permintaan jumlahnya sedikit," kata Armia.

Dalam hal ini Armia sendiri mengaku belum dapat menemukan solusi, kecuali menunggu pandemi COVID-19 berakhir.

Tapi menurutnya harga kopi Gayo saat ini masih relatif baik jika dibandingkan dengan harga kopi dunia asal negara lainnya.

"Harga kopi Gayo saat ini berkisar Rp6.000,- hingga Rp7.000,- per bambu. Sedangkan harga di Terminal New York saat ini hanya berkisar USD2 saja," sebutnya.

"Artinya harga kopi kita saat ini masih tergolong tinggi, jika dibandingkan dengan kopi Brazil yang hanya berkisar Rp2.000,- sampai Rp3.000,- per bambu," ucapnya.

 

Pewarta: Kurnia Muhadi

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020