Sejumlah tokoh dan akademisi telah membedah buku "Ala Aminullah Perangi Rentenir" karya Wali Kota Banda Aceh H Aminullah Usman, mereka memberikan respon baik. 

Hadir dalam bedah buku tersebut, Rektor Unsyiah Prof Dr Ir Samsul Rizal, Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Aceh Prof Dr Nasir Azis mantan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Aceh Aulia Fadly, Ketua Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh Tgk Bustamam Usman SHI MA, dan Ketua MPU Banda Aceh Dr Tgk Damanhuri Basyir MAg.

"Ada satu yang tak terjangkau oleh bank, yakni lapisan paling bawah atau pengusaha kecil. Sementara mereka sangat membutuhkan bantuan permodalan," kata Aminullah Usman. 

Oleh sebab itu, mereka terpaksa berhubungan dengan rentenir, dari segi bahasa, rentenir adalah orang yang mencari nafkah dengan membungakan uang.

"Dan itu haram menurut hukum Islam. Karenanya saya bertekad 'berperang' melawan rentenir karena memberatkan masyarakat kecil dan jelas-jelas bertentangan dengan syariat," ujarnya. 

Sebagai solusi konkret, Aminullah mendirikan lembaga keuangan mikro Mahirah Muamalah Syariah (MMS), tak lama setelah menjabat sebagai wali kota. 

"Tujuan utamanya menghidupkan UMKM dengan memberi pembiayaan secara mudah, cepat, dan berkah, sekaligus memberantas praktik rente di Banda Aceh," ujarnya. 

Terkait buku tersebut, Rektor Unsyiah Samsul Rizal mengapresiasi kehadiran buku yang ditulis langsung oleh Aminullah itu. Ia menggaris-bawahi itu sebagai salah satu bentuk kepedulian seorang pemimpin kepada warganya. 

"Sebuah tanda tangan lebih berfungsi daripada ceramah yang berbuih-buih. Dengan mendirikan MMS, berapa banyak sudah pengusaha kecil yang dibantu oleh Pak Amin," katanya. 

Sementara, Ketua IAEI Aceh Nasir Azis menyampaikan bahwa buku tersebut sangat valid dan akuntabel. Bahasa yang dipakai pun sederhana dan mengalir dengan baik sehingga bisa langsung dipahami oleh siapa saja. 

Menurutnya, buku berhalaman 153 lembar dan bisa dibaca normal 3-4 jam itu, memiliki korelasi yang kuat antar babnya. 

"Saya pikir buku ini bisa menjadi referensi bagi semua kalangan, bahkan sebagai bahan khotbah jumat mengingat riba termasuk dosa besar," kata Nasir yang juga Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unsyiah. 

Sedangkan Ketua MPU Banda Aceh Damanhuri Basyir melihat, buku ini sangat baik, karena Pak Wali Kota sudah menjalankan salah satu hadis nabi. 

Kata dia, apabila manusia meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakan kepadanya.

"Insya  Allah ini akan menjadi ilmu bermanfaat yang ditinggalkan oleh Pak Wali kelak bagi generasi mendatang," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan mantan Kepala OJK Aceh Aulia Fadly, pihaknya mengakui MMS sebagai lembaga keuangan mikro syariah milik pemerintah daerah yang pertama di Indonesia.

"Kami berikan izinnya waktu pendirian 2017 lalu," kata Aulia. 

Selanjutnya, Ketua ISAD Aceh Bustamam Usman secara memberikan apresiasi atas buku yang disebutnya sebagai maha karya Aminullah tersebut. 

"Semoga lewat buku ini bisa melahirkan 'Amin-Amin' lain dalam rangka mewujudkan Aceh bebas rentenir dan bebas transaksi ribawi," katanya.

"Secuil kekuasaan lebih berharga dari sekeranjang kebenaran, karena dengan kuasa itu akan mampu menciptakan keranjang-keranjang kebenaran yang lain," ujarnya Bustaman.
 

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020