Kepala Dinas Pengairan Aceh, Ir Mawardi menyatakan pihaknya terus berupaya mengamankan sektor pertanian di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) dengan cara mengoptimalkan irigasi yang ada.
“Yang paling utama ditengah pandemi COVID-19 ini, kita harus mengamankan sektor pertanian dengan cara mengoptimalkan saluran irigasi yang sudah ada di Kabupaten Abdya ini,” kata Mawardi di Blangpidie, Rabu
Hal yang sama juga disampaikan Mawardi saat menjawab pertanyaan wartawan terkait upaya Pemerintah Aceh ke depan terkait program penambahan pembangunan saluran irigasi teknis di Kabupaten Abdya.
Sehingga 40.000 hektar areal lahan sawah di sejumlah Kecamatan diwilayah Kabupaten yang berjulakan “Bumoe Breuh Sigupai” tersebut menjadi mudah digarap petani saat musim tanam karena terbebas dari tadah hujan.
Mawardi mengatakan ditengah pandemi COVID-19 melanda, pihak Dinas Pengairan Aceh terus tetap berupaya mengamankan sektor pertanian dengan cara mengoptimalkan seluruh jaringan irigasi yang ada di Provinsi Aceh.
“Kalau Pemkab Abdya ada rencana pengembangan jaringan irigasi pada daerah-daerah lahan sawah tadah hujan, maka harus kita lihat dulu macam mana untuk pengembangannya,” katanya menambahkan
“Apakah (pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Susoh dan DAS Krueng Baru) tersedia potensi air yang cukup untuk kita distribusikan ke lahan-lahan sawah yang belum ada jaringan irigasi di sejumlah Kecamatan di Abdya,” tambahnya
Bupati Abdya Akmal Ibrahim memiliki keinginan besar untuk membangun penambahan jaringan irigasi Krueng Susoh, agar air irigasi besar di Kota Blangpidie itu bisa di distribusikan ke seluruh sawah tadah hujan di Abdya.
Namun, keinginan tersebut tidak bisa dilakukan oleh Pemerintah daerah melalui sumber Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten (APBK), karena irigasi tersebut merupakan kewenanagan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat
“Memang benar itu ada kewenangan masing-masing , jadi, untuk Pemerintah Provinsi, kita setiap tahun menyediakan anggaran sumber APBA untuk pemeliharaan agar jaringan irigasi ini tetap menjadi lestari,” katanya
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
“Yang paling utama ditengah pandemi COVID-19 ini, kita harus mengamankan sektor pertanian dengan cara mengoptimalkan saluran irigasi yang sudah ada di Kabupaten Abdya ini,” kata Mawardi di Blangpidie, Rabu
Hal yang sama juga disampaikan Mawardi saat menjawab pertanyaan wartawan terkait upaya Pemerintah Aceh ke depan terkait program penambahan pembangunan saluran irigasi teknis di Kabupaten Abdya.
Sehingga 40.000 hektar areal lahan sawah di sejumlah Kecamatan diwilayah Kabupaten yang berjulakan “Bumoe Breuh Sigupai” tersebut menjadi mudah digarap petani saat musim tanam karena terbebas dari tadah hujan.
Mawardi mengatakan ditengah pandemi COVID-19 melanda, pihak Dinas Pengairan Aceh terus tetap berupaya mengamankan sektor pertanian dengan cara mengoptimalkan seluruh jaringan irigasi yang ada di Provinsi Aceh.
“Kalau Pemkab Abdya ada rencana pengembangan jaringan irigasi pada daerah-daerah lahan sawah tadah hujan, maka harus kita lihat dulu macam mana untuk pengembangannya,” katanya menambahkan
“Apakah (pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Susoh dan DAS Krueng Baru) tersedia potensi air yang cukup untuk kita distribusikan ke lahan-lahan sawah yang belum ada jaringan irigasi di sejumlah Kecamatan di Abdya,” tambahnya
Bupati Abdya Akmal Ibrahim memiliki keinginan besar untuk membangun penambahan jaringan irigasi Krueng Susoh, agar air irigasi besar di Kota Blangpidie itu bisa di distribusikan ke seluruh sawah tadah hujan di Abdya.
Namun, keinginan tersebut tidak bisa dilakukan oleh Pemerintah daerah melalui sumber Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten (APBK), karena irigasi tersebut merupakan kewenanagan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat
“Memang benar itu ada kewenangan masing-masing , jadi, untuk Pemerintah Provinsi, kita setiap tahun menyediakan anggaran sumber APBA untuk pemeliharaan agar jaringan irigasi ini tetap menjadi lestari,” katanya
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020