Budidaya tanaman rotan jernang di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) kini menjadi primadona baru bagi masyarakat petani yang bercocok tanam di negeri yang berjulukan“ tanoh breuh sigupai” itu
Seperti yang dilakukan Muklis Muhdi, warga Desa Seunaloh, Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Abdya itu berhasil mengembangkan dua hektar tanaman rotan menjadi tanaman produktif dengan hasil mengembirakan.
“Alhamdulillah, setelah saya menunggu selama dua tahun lamanya, akhirnya tanaman rotan jernang yang saya tanam di kawasan Kecamatan Babahrot, Kabupaten Abdya sudah mulai berbuah dan dipanenkan,” tuturnya
Pria yang akrab disapa Ustad Mukhlis itu juga mengaku bahwa hasil yang diperoleh dari buah jernang tersebut sangat mengembirakan dirinya. Sebab, satu dari dua hektar tanaman jernang ditanam sudah mulai produksi.
“Buah jernang tengah saya panen dari satu hektar lahan itu merupakan buah jernang jenis super. Setiap satu tahun tanaman ini biasanya dua kali masa panen raya dengan harga Rp3.80 ribu/kg,” katanya menambahkan
“Itu harga sebelum pandemi COVID-19 dipasaran lokal. Kalau sekarang harganya sudah turun menjadi Rp 125 ribu sampai dengan Rp. 200 ribu perkilogram. Tergantung kualitas buah jernangnya,” tambahnya
Ia menyarankan kepada para petani yang memiliki lahan kosong dikawasan pengunungan agar dikembangkan tanaman rotan jernang tersebut karena selain didukung oleh struktur tanah yang bagus, harganya juga mengiurkan.
“Buah jernang yang dihasilkan dari tanaman rotan yang tumbuh sendiri di hutan-hutan di daerah kita ini jauh lebih baik bila dibandingkan denganj sejumlah kabupaten lainnya di provinsi Aceh,”katanya
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
Seperti yang dilakukan Muklis Muhdi, warga Desa Seunaloh, Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Abdya itu berhasil mengembangkan dua hektar tanaman rotan menjadi tanaman produktif dengan hasil mengembirakan.
“Alhamdulillah, setelah saya menunggu selama dua tahun lamanya, akhirnya tanaman rotan jernang yang saya tanam di kawasan Kecamatan Babahrot, Kabupaten Abdya sudah mulai berbuah dan dipanenkan,” tuturnya
Pria yang akrab disapa Ustad Mukhlis itu juga mengaku bahwa hasil yang diperoleh dari buah jernang tersebut sangat mengembirakan dirinya. Sebab, satu dari dua hektar tanaman jernang ditanam sudah mulai produksi.
“Buah jernang tengah saya panen dari satu hektar lahan itu merupakan buah jernang jenis super. Setiap satu tahun tanaman ini biasanya dua kali masa panen raya dengan harga Rp3.80 ribu/kg,” katanya menambahkan
“Itu harga sebelum pandemi COVID-19 dipasaran lokal. Kalau sekarang harganya sudah turun menjadi Rp 125 ribu sampai dengan Rp. 200 ribu perkilogram. Tergantung kualitas buah jernangnya,” tambahnya
Ia menyarankan kepada para petani yang memiliki lahan kosong dikawasan pengunungan agar dikembangkan tanaman rotan jernang tersebut karena selain didukung oleh struktur tanah yang bagus, harganya juga mengiurkan.
“Buah jernang yang dihasilkan dari tanaman rotan yang tumbuh sendiri di hutan-hutan di daerah kita ini jauh lebih baik bila dibandingkan denganj sejumlah kabupaten lainnya di provinsi Aceh,”katanya
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020