Dinas Pangan Aceh memastikan stok komoditas pangan di provinsi paling barat Indonesia itu masih cukup hingga akhir tahun 2020, dan bahkan pihaknya juga telah menyiapkan beberapa langkah antisipasi apabila terjadi rawan pangan.

"Stok pangan kita belum ada masalah apapun, setahun ini kita aman," kata Kepala Dinas Pangan Aceh Cut Yusminar di Banda Aceh, Sabtu.

Baca juga: Aceh beri penanganan prioritas bagi sembilan daerah rawan pangan

Dia menjelaskan pihaknya selalu berkoordinasi dengan instansi terkait untuk meningkatkan produksi tanaman pangan. Kemudian juga kerjasama dengan distributor pemasok beberapa komoditas, yang Aceh masih ketergantungan dengan daerah lain.

Misalnya seperti bawang merah dan telur ayam ras langka, maka pihaknya memasok komoditas tersebut dengan cara mensubsidi ongkos pengiriman terhadap distributor, dengan syarat tidak menjual bawang atau telur ayam itu dengan harga tinggi.

Baca juga: Wali Kota: Stok bahan pokok Banda Aceh aman hingga akhir tahun

"Kita cari distributor, kita masukkan telur atau bawang ketika harganya mahal dan langka. Kita bayar ongkos kirim sampai ke Aceh, tapi harga jual kita tetapkan, distributor tidak boleh ambil untung banyak," katanya.

Disamping itu, kata dia, meski Aceh tidak merayakan Natal tetapi pemerintah juga telah menyiapkan langkah antisipasi apabila kelangkaan pangan saat Natal, mengingat Aceh masih ketergantungan kebutuhan komoditas pangan dengan daerah yang merayakan.

Baca juga: Aceh galakkan budidaya tanaman pangan di pekarangan rumah

"Menjelang akhir tahun ini kita juga buat pasar murah. Walaupun kita enggak ada Natal, enggak ada tahun baru, tetapi pengaruh dari daerah lain. Mungkin dari Medan (Sumatera Utara) pengaruh, biasa Natal mereka butuh banyak sehingga kita terhambat," katanya.

"Itu ancaman akhir tahun. Tetapi kita sudah siapkan anggaran untuk men-support gula, telur, minyak goreng, cabai, bawang, itu kita persiapan akhir tahun," katanya lagi.

Cut menyebutkan tingkat produksi tanaman pangan di Aceh seperti bawang merah masih sangat kurang, bahkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Begitu juga dengan komoditas telur ayam ras. 

"Produksi paling rendah di Aceh ini telur ayam, bawang merah. Makanya kita gebrak program Gampang (Gerakan Aceh Mandiri Pangan), kita ajak masyarakat pelihara ayam petelur," katanya.

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020