Anggota Komisi III DPR Aceh, Asrizal H Asnawi meminta pemerintah untuk mengevaluasi keberadaan Kantor Bea Cukai di kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas Sabang menyusul tingginya harga gula pasir di daerah tersebut.

“Sabang merupakan kawasan pelabuhan yang bebas dari pengenaan bea masuk, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah dan cukai. Tapi kenapa barang-barang tertentu tidak bisa masuk ke Sabang,” katanya di Banda Aceh, Kamis.

Ia menjelaskan saat ini gula pasir yang di pasok ke Sabang berasal dari daratan yakni Banda Aceh, di mana sebelumnya Sabang ada gula pasir dengan harga murah karena daerah pelabuhan bebas.

Menurut dia, sebagai daerah pelabuhan bebas yang kewenangannya telah diatur dalam Undang Undang harus dijalankan secara maksimal dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan pembangunan daerah.

“Artinya, jika berbagai kegiatan yang dilaksanakan tidak berjalan maksimal dan terhambat dengan sebuah aturan lembaga, maka lembaga tersebut harus di evaluasi sehingga upaya percepatan pembangunan ekonomi berjalan maksimal,” katanya.

Ia mengatakan sebagai daerah pelabuhan bebas Sabang dapat menjadi tempat masuknya barang-barang bebas pajak sehingga nantinya ada oleh-oleh tertentu yang dapat dibawa pulang oleh tamu yang datang ke Sabang.

“Saat ini hampir tidak ada barang-barang tertentu yang dapat dibawa pulang dari Sabang dan ketika banyak barang masuk di Sabang juga akan mengoptimalkan peran BPKS,” katanya.

Ia mengatakan kehadiran Sabang sebagai pelabuhan bebas Sabang harus benar-benar dinikmati dan dirasakan langsung oleh masyarakat.

Ia juga meminta kepada Kementerian Keuangan dan Perdagangan untuk memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada Sabang sesuai dengan kententuan yang telah diatur dalam Undang-Undang.

Ia menambahkan semua pihak harus mendukung Sabang dan juga BPKS dalam menjalankan seluruh kewenangan yang telah diatur dalam Undang Undang demi memajukan dan menyejahterakan masyarakat.

Pewarta: Muhammad Ifdhal

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021