Harga jual emas di Kota Subulussalam, Aceh, bergerak naik setelah sepekan bertengger di kisaran harga Rp2,7 juta per mayam atau setara 3,3 gram.

H Ali Usman, pemilik toko emas Budi Baik di Subulussalam, Jumat, mengatakan harga emas mengalami peningkatan sebesar Rp40 ribu, pada Senin (15/3). 

"Harga jual naik Rp40 ribu per mayam. Kami jual emas murni 99 persen. Sedangkan daya beli masyarakat, sekarang ini cenderung rendah," ujar H Ali Usman.

Ia mengatakan harga emas fluktuatif, turun naik. Banyak faktor mempengaruhi harga logam mulia tersebut. Di antaranya nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) atas mata uang rupiah.

Ditambahkannya, selama ini harga emas dunia masih mengacu pada dolar AS yang dikonversi ke dalam rupiah. Biasanya kalau dolar AS melemah, harga emas lokal akan mengalami kenaikan.

"Sekitar tiga bulan lalu harga emas sempat berada di harga Rp3 juta per mayam. Tapi kemudian, trennya terus menurun hingga Rp2.7 juta. Tapi, hari ini naik lagi Rp40 ribu per mayam," ujarnya.

H Ali Usman menyebutkan kondisi di Subulussalam sedikit berbeda dengan beberapa daerah di Aceh. Penurunan harga emas yang signifikan tidak berpengaruh kepada minat beli masyarakat.

Menurutnya, perekonomian masyarakat Subulussalam dipengaruhi dengan masa panen dan kenaikan harga jual sawit yang merupakan komoditi utama daerah pemekaran Aceh Singkil tersebut.

"Masyarakat Subulussalam penghasilannya dari sawit. Saat panen, mereka lebih suka menyimpan dalam bentuk emas ketimbang uang tunai," kata H Ali Usman.
 

Pewarta: Fakhrul Razi Anwir

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021