Azizon Nurza selaku profesional Public Relations & CSR Indonesia yang sudah delapan tahun berkarir di Aceh dan menoreh puluhan penghargaan dibidang CSR & Public Relations, mengimbau agar para pemuda Melayu terus berkarya untuk khazanah bangsa.
"Pemuda memiliki peran penting dalam pembangunan daerah dan pelestarian budaya melayu, yakni sebagai dinamisator, inovator, katalisator, dan motivator untuk menjalankan berbagai strategi dalam menjaga warisan khazanah budaya melayu saat ini,” kata Azizon Nurza dalam keterangan diterima di Meulaboh, Senin.
Hal ini ia sampaikan pada kegiatan webinar internasional yang mengangkat tema Warisan Khazanah Bangsa (Indonesia-Malaysia), Sabtu (20/3) lalu.
Menurut putera melayu Siak Sriindrapura berdarah bugis ini, bagi Azizon, membangun kembali identitas melayu itu sangat penting dan harus ada langkah-langkah konkrit untuk mewujudkan hal tersebut.
Ia mengatakan salah satu langkah tersebut adalah dengan membangkitkan semangat melayu, melalui kampanye publik bagi kebanggan melayu serta mampu membebaskan diri dari dunia luar dalam mengembangkan potensi kearifan lokal.
"Sudah saatnya kita orang melayu secara kolektif membenahi pandangan tentang melayu dengan cara membangun paradigma yang berbeda, melalui berbagai perspektif sehingga diharapkan dapat lahir semacam aliansi strategis antar bangsa melayu dalam rangka mengembangkan Iptek, politik, ekonomi, pendidikan, dan hal lainnya,” ujar Azizon.
Ia menyadari, bahwa untuk mewujudkan ini semua sangat dibutuhkan dukungan dari berbagai komponen, baik intelektual dan para ahli, serta para pemegang kekuasaan dan pengambil kebijakan di beberapa negara rumpun melayu saat ini.
Azizon Nurza lahir pada tanggal 13 Mei 1975 dari ayah yang berdarah Melayu Siak - Bugis (cicit dari Daeng Lajak dan moyang dari Daeng Pambo Sungai Bayam), sedang ibu berasal dari Bagan Siapi-api (cicit dari KH Umar/ Kalifah Pogi).
Sejak pelajar aktif berorganisasi dan menjabat beberapa jabatan strategis seperti Ketua OSIS, Pramuka, Ketua Senat Mahasiswa, Sekretaris KNPI Kabupaten, Wakil Ketua KNPI Provinsi, Ketua Umum OKP Tingkat Provinsi, Pengurus beberapa organisasi profesi seperti Perhumas Riau, Perhumas Aceh, Asosiasi Manager Indonesia (AMA), Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO), Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), CFCD, Forum CSR, dll.
Komitmennya dalam membina, memgembangkan dan memberdayakan masyarakat Melayu sudah dimulai sejak SMA dengan memimpin Ikatan Pelajar Melayu Duri, 1992, memimpin Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Pemuda Melayu Riau pada usia 19 tahun dan duduk di semester 2 serta mencatatkan Organisasi ini menjadi Ormas tingkat provinsi Riau tahun 1994. Azizon aktif menjadi pemateri seminar, diskusi dan pelatihan-pelatihan pemuda dalam rangka mendorong peningkatan kualitas SDM dan memotivasi agar pemuda bangkit berkarya.
Sebagai tokoh pemuda yang intelektual Azizon juga aktif menulis diberbagai media cetak dan online sejak masih mahasiswa dan sudah menerbitkan 14 buah buku. Buku terbarunya Strategi Public Relations- Sustainable Social Licence To Operate yang ditulis bersama Oza dkk yang diluncurkan dihadapan 2000 mahasiswa Aceh dalam acara pemilihan duta baca Unsyiah tahun 2019 yang lalu.
Dibidang profesional Azizon sukses berkarir dibeberapa bidang idustri mulai dari forestry, pulp & paper, dosen di perguruan tinggi, oil dan gas dan 8 tahun terakhir sebagai Senior Manager perusahaan tambang batubara.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Pemuda memiliki peran penting dalam pembangunan daerah dan pelestarian budaya melayu, yakni sebagai dinamisator, inovator, katalisator, dan motivator untuk menjalankan berbagai strategi dalam menjaga warisan khazanah budaya melayu saat ini,” kata Azizon Nurza dalam keterangan diterima di Meulaboh, Senin.
Hal ini ia sampaikan pada kegiatan webinar internasional yang mengangkat tema Warisan Khazanah Bangsa (Indonesia-Malaysia), Sabtu (20/3) lalu.
Menurut putera melayu Siak Sriindrapura berdarah bugis ini, bagi Azizon, membangun kembali identitas melayu itu sangat penting dan harus ada langkah-langkah konkrit untuk mewujudkan hal tersebut.
Ia mengatakan salah satu langkah tersebut adalah dengan membangkitkan semangat melayu, melalui kampanye publik bagi kebanggan melayu serta mampu membebaskan diri dari dunia luar dalam mengembangkan potensi kearifan lokal.
"Sudah saatnya kita orang melayu secara kolektif membenahi pandangan tentang melayu dengan cara membangun paradigma yang berbeda, melalui berbagai perspektif sehingga diharapkan dapat lahir semacam aliansi strategis antar bangsa melayu dalam rangka mengembangkan Iptek, politik, ekonomi, pendidikan, dan hal lainnya,” ujar Azizon.
Ia menyadari, bahwa untuk mewujudkan ini semua sangat dibutuhkan dukungan dari berbagai komponen, baik intelektual dan para ahli, serta para pemegang kekuasaan dan pengambil kebijakan di beberapa negara rumpun melayu saat ini.
Azizon Nurza lahir pada tanggal 13 Mei 1975 dari ayah yang berdarah Melayu Siak - Bugis (cicit dari Daeng Lajak dan moyang dari Daeng Pambo Sungai Bayam), sedang ibu berasal dari Bagan Siapi-api (cicit dari KH Umar/ Kalifah Pogi).
Sejak pelajar aktif berorganisasi dan menjabat beberapa jabatan strategis seperti Ketua OSIS, Pramuka, Ketua Senat Mahasiswa, Sekretaris KNPI Kabupaten, Wakil Ketua KNPI Provinsi, Ketua Umum OKP Tingkat Provinsi, Pengurus beberapa organisasi profesi seperti Perhumas Riau, Perhumas Aceh, Asosiasi Manager Indonesia (AMA), Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO), Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), CFCD, Forum CSR, dll.
Komitmennya dalam membina, memgembangkan dan memberdayakan masyarakat Melayu sudah dimulai sejak SMA dengan memimpin Ikatan Pelajar Melayu Duri, 1992, memimpin Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Pemuda Melayu Riau pada usia 19 tahun dan duduk di semester 2 serta mencatatkan Organisasi ini menjadi Ormas tingkat provinsi Riau tahun 1994. Azizon aktif menjadi pemateri seminar, diskusi dan pelatihan-pelatihan pemuda dalam rangka mendorong peningkatan kualitas SDM dan memotivasi agar pemuda bangkit berkarya.
Sebagai tokoh pemuda yang intelektual Azizon juga aktif menulis diberbagai media cetak dan online sejak masih mahasiswa dan sudah menerbitkan 14 buah buku. Buku terbarunya Strategi Public Relations- Sustainable Social Licence To Operate yang ditulis bersama Oza dkk yang diluncurkan dihadapan 2000 mahasiswa Aceh dalam acara pemilihan duta baca Unsyiah tahun 2019 yang lalu.
Dibidang profesional Azizon sukses berkarir dibeberapa bidang idustri mulai dari forestry, pulp & paper, dosen di perguruan tinggi, oil dan gas dan 8 tahun terakhir sebagai Senior Manager perusahaan tambang batubara.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021