Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Aceh melaporkan penambahan 327 orang pasien infeksi virus corona yang sembuh per hari ini, dan paling banyak warga asal Kabupaten Aceh Utara.
"Penderita COVID-19 di Aceh bertambah lagi 327 orang dalam 24 jam terakhir, dan paling banyak warga Kabupaten Aceh Utara yang mencapai 118 orang," kata Juru Bicara COVID-19 Aceh Saifullah Abdulgani di Banda Aceh, Minggu.
Selain warga Aceh Utara, dia mengatakan, pasien COVID-19 sembuh juga bertambah di Lhokseumawe sebanyak 103 orang, Aceh Besar 55 orang, Bireuen 26 orang, Banda Aceh 20 orang, empat orang Pidie Jaya dan warga Aceh Tamiang satu orang.
Di samping itu, Saifullah juga menyebutkan penambahan kasus baru warga positif terinfeksi COVID-19 per hari ini sebanyak 285 orang, di antaranya 64 warga Aceh Besar, Banda Aceh 59 orang, Aceh Tengah 36 orang, serta warga Pidie dan Bireuen 25 orang.
Selanjutnya warga Aceh Barat 20 orang, Aceh Selatan 13 orang, Sabang 11 orang, Aceh Tamiang tujuh orang, enam orang Aceh Timur, Pidie Jaya, Aceh Utara empat orang, Aceh Tenggara, Bener Meriah tiga orang, Gayo Lues dua orang, serta Lhokseumawe, Aceh Barat Daya dan Aceh Jaya satu orang.
"Sedangkan pasien COVID-19 meninggal dunia juga bertambah 11 orang, meliputi warga Aceh Besar lima orang, Banda Aceh tiga orang, Bireuen dua orang dan Aceh Selatan satu orang," katanya.
Secara akumulatif, kasus COVID-19 di Aceh telah mencapai 25.212 orang, di antaranya pasien telah sembuh sebanyak 18.212 orang, pasien yang masih dalam perawatan atau isolasi mandiri 5.931 orang dan 1.069 orang telah meninggal dunia akibat virus corona.
Kendati demikian, Jubir yang akrab disapa SAG itu tetap meminta masyarakat setempat disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.
Apalagi, kata dia, dua daerah di Aceh zona merah atau risiko tinggi penularan COVID-19 yakni Aceh Singkil dan Aceh Tengah. Selebihnya merupakan zona kuning atau risiko rendah serta zona oranye atau risiko sedang penularan virus.
Menurutnya prokes seyogyanya harus diperketat agar daerah zona merah, oranye dan kuning dapat mencapai zona hijau atau risiko rendah penularan COVID-19.
“Situasi pandemi dalam suatu komunitas acap naik-turun sesuai dinamika sosial yang terjadi. Begitu prokes dilonggarkan, kasus-kasus baru langsung meningkat. Fenomena ini bisa kita amati di banyak tempat selama pandemi COVID-19 ini,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Penderita COVID-19 di Aceh bertambah lagi 327 orang dalam 24 jam terakhir, dan paling banyak warga Kabupaten Aceh Utara yang mencapai 118 orang," kata Juru Bicara COVID-19 Aceh Saifullah Abdulgani di Banda Aceh, Minggu.
Selain warga Aceh Utara, dia mengatakan, pasien COVID-19 sembuh juga bertambah di Lhokseumawe sebanyak 103 orang, Aceh Besar 55 orang, Bireuen 26 orang, Banda Aceh 20 orang, empat orang Pidie Jaya dan warga Aceh Tamiang satu orang.
Di samping itu, Saifullah juga menyebutkan penambahan kasus baru warga positif terinfeksi COVID-19 per hari ini sebanyak 285 orang, di antaranya 64 warga Aceh Besar, Banda Aceh 59 orang, Aceh Tengah 36 orang, serta warga Pidie dan Bireuen 25 orang.
Selanjutnya warga Aceh Barat 20 orang, Aceh Selatan 13 orang, Sabang 11 orang, Aceh Tamiang tujuh orang, enam orang Aceh Timur, Pidie Jaya, Aceh Utara empat orang, Aceh Tenggara, Bener Meriah tiga orang, Gayo Lues dua orang, serta Lhokseumawe, Aceh Barat Daya dan Aceh Jaya satu orang.
"Sedangkan pasien COVID-19 meninggal dunia juga bertambah 11 orang, meliputi warga Aceh Besar lima orang, Banda Aceh tiga orang, Bireuen dua orang dan Aceh Selatan satu orang," katanya.
Secara akumulatif, kasus COVID-19 di Aceh telah mencapai 25.212 orang, di antaranya pasien telah sembuh sebanyak 18.212 orang, pasien yang masih dalam perawatan atau isolasi mandiri 5.931 orang dan 1.069 orang telah meninggal dunia akibat virus corona.
Kendati demikian, Jubir yang akrab disapa SAG itu tetap meminta masyarakat setempat disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.
Apalagi, kata dia, dua daerah di Aceh zona merah atau risiko tinggi penularan COVID-19 yakni Aceh Singkil dan Aceh Tengah. Selebihnya merupakan zona kuning atau risiko rendah serta zona oranye atau risiko sedang penularan virus.
Menurutnya prokes seyogyanya harus diperketat agar daerah zona merah, oranye dan kuning dapat mencapai zona hijau atau risiko rendah penularan COVID-19.
“Situasi pandemi dalam suatu komunitas acap naik-turun sesuai dinamika sosial yang terjadi. Begitu prokes dilonggarkan, kasus-kasus baru langsung meningkat. Fenomena ini bisa kita amati di banyak tempat selama pandemi COVID-19 ini,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021